
MALANG (Lenteratoday) - Wisata Kampung Warna-warni Jodipan (KWJ) masih menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara, yang berkunjung ke Kota Malang. Keunikan kampung yang dihiasi dengan lukisan berwarna cerah dan suasana yang artistik, membuat KWJ menjadi salah satu destinasi paling diminati.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) KWJ, Agus Kodar menyatakan kampung ini selalu menjadi pilihan utama dalam paket wisata yang ditawarkan kepada turis jika berkunjung ke Jawa Timur, bersanding dengan destinasi populer lainnya seperti Bromo dan Tumpak Sewu.
"Saat akhir pekan, jumlah wisatawan mancanegara bisa melonjak hingga 300 bahkan 400 orang. Kalau hari-hari biasa, itu sekitar 100 sampai 200 an orang," ujar Agus, Sabtu(2/11/2024).
Agus menambahkan selain suasana penuh warna yang menjadi daya tarik kunjungan di KWJ, keramahan masyarakat setempat juga menjadi nilai plus yang membuat para pengunjung lebih betah untuk mengeksplorasi setiap sudut kampung.
Agus menyampaikan keberhasilan kampung ini, tidak lepas dari upaya kreatif dalam pengelolaannya. Ia berupaya menghadirkan berbagai acara menarik dan kegiatan yang melibatkan wisatawan, sehingga pengunjung merasa terlibat dalam budaya lokal.
"Kami mengadakan berbagai kegiatan, seperti pertunjukan seni dan kuliner, untuk memberikan pengalaman yang berbeda bagi para pengunjung," tambahnya.
Oleh karena itu, Agus mengaku optimis KWJ masih memiliki potensi yang lebih besar dalam menerima kunjungan wisatawan.
"Kenaikan jumlah kunjungan berkisar antara 10 hingga 20 persen dari tahun lalu. Kami yakin masih banyak yang bisa kami kembangkan untuk menarik lebih banyak wisatawan," ungkapnya.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, beberapa turis mancanegara mengungkapkan betapa menyenangkannya berjalan di antara dinding-dinding rumah yang dihiasi dengan mural artistik.
"Ini seperti berada di dalam lukisan," ujar Marie, seorang turis asal Belanda, sambil mengagumi panorama yang ada di sekitarnya.
Marie mengungkap keramahan masyarakat setempat juga meninggalkan kesan mendalam. Ia merasa disambut dengan hangat dan akrab, seolah-olah mereka menjadi bagian dari komunitas.
"Pengalaman ini sangat berbeda, kami tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan budaya lokal dengan cara yang langsung," tambahnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais