
BANDARLAMPUNG (Lenteratoday) – Sektor pertanian saat ini sedang menglami penuaan. Tidak ada regenerasi petani karena anak-anak muda tidak berminat menggeluti bidang pertanian.
"Kalau dahulu 65 persen pekerjaan andalan yang ada di Indonesia itu adalah petani, sekarang anak muda tidak berminat menjadi petani," ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Lampung Selatan, Minggu (10/11/2024).
Gerasi muda, kata Zulhas, lebih memilih sektor pekerjaan atau usaha lain di luar pertanian.
"Petani tidak jadi pilihan anak muda. Hanya tersisa 25 persen saja dari seluruh jenis pekerjaan. Kita butuh tumbuhnya petani-petani milenial lagi di berbagai daerah agar penuaan sektor pertanian ini tidak berlanjut," katanya.
Menurut Zulhas, risiko besar penuaan sektor pertanian adalah terpengaruhnya kedaulatan pangan yang menyebabkan ketergantungan impor pangan.
"Impor beras tahun lalu sampai 3 juta ton dan tahun depan mudah-mudahan tidak ada impor beras lagi. Sebab kalau terlalu lama tergantung impor maka tidak ada kedaulatan pangan serta Indonesia akan susah maju dan masyarakat ataupun petani akan jadi miskin," ucap dia.
Salah satu penyebab generasi muda enggan menekuni pertanian adalah faktor kesejahteraan. Sudah melekat anggapan pada generasi bahwa petani bukanlah sektor pekerjaan yang menyejahterakan.
Zulhas berjanji terus mengusahakan peningkatan kesejahteraan petani sebagai pahlawan pangan nasional. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani pemerintah akan membantu dalam penyediaan sarana pendukung produksi seperti melalui penyediaan benih, irigasi, pupuk, alat mesin pertanian, dan mendekatkan permodalan ke petani.
"Kalau bisa petani ini mengembangkan penanaman tanaman buah, seperti alpukat, manggis atau kopi, lada, cokelat karena nilai tukar petaninya jauh lebih tinggi, bisa mencapai 150," ucap dia.
Sumber : Antara | Editor : M. Kamali