
SURABAYA (Lenteratoday) – Dalam debat ketiga Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2024, calon gubernur nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah, mengusulkan pendekatan baru dalam memperkuat pengawasan lingkungan hidup di Jawa Timur. Ia mengusulkan pemberian insentif fiskal berbasis ekologi untuk mendorong pemerintah kabupaten/kota lebih serius dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
Luluk menyampaikan bahwa pemerintah daerah memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kelestarian lingkungan, sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Ia menegaskan bahwa siapapun yang terbukti melakukan kejahatan lingkungan harus dihukum tanpa pandang bulu.
“Undang-Undang sudah jelas, gubernur dan pemerintah daerah adalah penanggung jawab utama. Mereka yang melakukan pencemaran atau perusakan lingkungan harus siap menghadapi hukum,” ungkap Luluk saat debat yang digelar di Grand City Surabaya, Senin (18/11/2024).
Namun, Luluk juga menyadari bahwa pengawasan lingkungan kerap terhambat karena adanya kompromi dengan pihak-pihak berkepentingan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya komitmen bersama untuk menegakkan aturan secara tegas.
“Kita tidak boleh mundur dalam menghadapi tekanan dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Pemerintah harus menunjukkan sikap tegas agar lingkungan tetap terjaga,” ujarnya.
Sebagai langkah konkret, Luluk menawarkan insentif fiskal ekologi bagi kabupaten/kota yang mampu menciptakan inovasi berbasis lingkungan. Ia percaya bahwa dengan memberikan penghargaan berupa insentif, pemerintah daerah akan lebih termotivasi untuk melaksanakan program-program yang mendukung keberlanjutan lingkungan.
“Inovasi yang berorientasi pada keberlanjutan harus didukung. Dengan insentif fiskal, kabupaten/kota akan berlomba-lomba menciptakan lingkungan yang sehat dan berkualitas,” jelas Luluk.
Selain insentif, Luluk juga menyoroti pentingnya edukasi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran lingkungan. Ia menyebut bahwa pemerintah provinsi perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, LSM, dan komunitas akar rumput, untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengelolaan lingkungan hidup.
“Kolaborasi adalah kunci. Semua pihak, mulai dari masyarakat hingga institusi pendidikan, harus dilibatkan. Dengan begitu, kita bisa menciptakan gerakan kolektif untuk menjaga lingkungan,” imbuhnya.
Luluk juga menekankan bahwa koordinasi yang solid antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota adalah langkah penting untuk memastikan efektivitas pengawasan. Dengan dukungan semua pihak, ia optimis bahwa Jawa Timur dapat menjadi model nasional dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
“Saya yakin, dengan kerja sama yang baik, kita bisa menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang ramah lingkungan dan mampu menjadi contoh bagi daerah lain,” pungkas Luluk.
Debat ketiga Pilgub Jatim ini menjadi momentum bagi Luluk Nur Hamidah untuk menunjukkan visinya dalam mengatasi tantangan lingkungan hidup di Jawa Timur. Dengan pendekatan yang inovatif dan komitmen yang kuat, ia berharap dapat membawa perubahan nyata demi keberlanjutan alam dan kesejahteraan masyarakat.
Reporter: Pradhita|Editor: Arifin BH