
MALANG (Lenteratoday) – Lembaga survei, LSI Strategi, membantah data survei yang diklaim menunjukkan keunggulan salah satu pasangan calon (paslon) di Pilkada Kota Malang. Dalam pernyataan resminya, LSI Strategi menegaskan data yang telah beredar di media massa saat ini bukan hasil survei resmi mereka.
"Perlu kami klarifikasi, data survei yang beredar di jejaring media sosial dan sejumlah media massa di Kota Malang yang mengatasnamakan LSI Strategi, bukan hasil survei kami," ujar peneliti LSI Strategi, Rijal Asnawi melalui pernyataan resminya, Rabu (20/11/2024).
Menurut Rijal, data yang beredar tersebut telah mengalami perubahan dan tidak sesuai dengan hasil survei resmi yang dilakukan LSI Strategi. Rijal menilai, perubahan ini mencederai kaidah ilmiah yang menjadi dasar dalam setiap survei.
"Kami menduga ada pihak tertentu yang memanipulasi data dengan mengubah originalitas atas data hasil survei yang sebenarnya," tegasnya.
Lebih lanjut, Rijal menjelaskan penyebaran data palsu tersebut tidak hanya merugikan citra LSI Strategi, tetapi juga berpotensi menyesatkan masyarakat. Untuk itu, pihaknya saat ini tengah mempertimbangkan langkah hukum terkait penyalahgunaan data survei tersebut, sesuai dalam pasal 390 KUHP.
Diketahui, Pasal 390 KUHP menyatakan penyebaran informasi palsu untuk keuntungan diri sendiri atau pihak lain dapat dijerat hukuman penjara hingga dua tahun delapan bulan. Sementara Pasal 28 Jo Pasal 45A UU ITE mengatur ancaman pidana maksimal enam tahun penjara dan denda hingga Rp 1 miliar untuk pelanggaran serupa.
Sebagai informasi, klaim yang beredar menyebutkan pasangan calon nomor urut 3, Mochammad Anton-Dimyati Ayatulloh, unggul dengan elektabilitas sebesar 43,8 persen, jauh di atas dua paslon lainnya. Pasangan nomor urut 1, Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin, diklaim memperoleh elektabilitas sebesar 26 persen, sementara paslon nomor urut 2, Heri Cahyono-Ganis Rumpoko, hanya mendapat 9,6 persen.
Adapun data survei resmi LSI Strategi, berdasarkan survei yang dilakukan pada 6–12 November 2024 dengan metode multistage random sampling, pasangan Mochammad Anton–Dimyati Ayatulloh dan Wahyu Hidayat–Ali Muthohirin memiliki elektabilitas hampir seimbang, masing-masing 34,9 persen dan 34,5 persen, Heri Cahyono–Ganis Rumpoko di angka 10,8 persen, dengan margin of error ±3,5 persen.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH