10 April 2025

Get In Touch

Pj Bupati Jombang Dampingi Menteri LH Kunjungi Sentra Industri Tahu dan Slag Aluminium

Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo berbincang dengan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Dr. Hanif Faisol Nurofiq saat berkunjung ke Jombang, Selasa(19/11/2024).(Sutono/Lenteratoday)
Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo berbincang dengan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Dr. Hanif Faisol Nurofiq saat berkunjung ke Jombang, Selasa(19/11/2024).(Sutono/Lenteratoday)

JOMBANG (Lenteratoday) - Menteri Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa(19/11/2024).

Sasaran kunjungan untuk melihat dari dekat sentra industri tahu di Kecamatan Jogoroto dan sentra slag aluminium Kendalsari Kecamatan Sumobito. Slag alumunium adalah limbah berbentuk abu, yang dihasilkan dari proses peleburan logam aluminium.

Penjabat (Pj) Bupati Jombang Dr Drs Teguh Narutomo, M.M terlihat mendampingi Menteri Hanif Faisol Nurofiq. Menteri Hanif tak sendiri melainkan disertai rombongan cukup banyak banyak.

Di antaranya Plt Deputi Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Ir. Sigit Reliantoro, M.Sc., Direktur Pengelolaan Sampah, Dr. Novrizal Tahar, M.Sc dan Direktur Pengendalian Kerusakan Lahan, Ir. Edy Nugroho Santoso.

Sedangkan dari Kabupaten Jombang selain Pj Bupati, ikut mendampingi Forkopimda Kabupaten Jombang, Staf Ahli, Asisten, dan Kepala Perangkat Daerah Lingkup Pemkab Jombang, dan Pimpinan Perusahaan.

Titik kunjungan pertama adalah ke kompleks makam Gus Dur, di Ponpes Tebuireng. Selanjutnya, rombongan menuju Sentra Industri Tahu di Kecamatan Jogoroto.

Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo melaporkan perkembangan dua sektor industri di Kabupaten Jombang, yaitu industri tahu dan industri slag aluminium. Keduanya menjadi fokus perhatian dari Kementerian Lingkungan Hidup dalam konteks pengelolaan limbah dan keberlanjutan industri.

Industri tahu merupakan salah satu sektor usaha kecil dan menengah yang banyak digeluti masyarakat di Kabupaten Jombang. Saat ini, terdapat hampir 200 industri yang tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Jombang, dengan 88 industri di antaranya terpusat di 3 desa di Kecamatan Jogoroto, yaitu Desa Mayangan, Desa Sumbermulyo, dan Desa Ngumpul. Industri ini dimulai sejak 1960 secara tradisional dan terus berkembang hingga kini.

"Dengan kapasitas produksi rata-rata mencapai 84 ton per hari, produksi tahu di wilayah Kecamatan Jogoroto telah dikenal luas dan memiliki pasar di berbagai kota besar di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, serta DKI Jakarta. Volume produksi sangat besar, sehingga para pengusaha tahu ini layak disebut pahlawan protein Indonesia," kata Teguh Narutomo.

Ditambahkan, keberadaan industri ini juga memberikan lapangan pekerjaan bagi sekitar 3.000 tenaga kerja lokal, yang mendapatkan penghasilan rata-rata Rp 150.000 per hari.

Meski demikian, Pemkab Jombang menyadari perkembangan pesat ini, membawa tantangan besar, khususnya terkait pengelolaan limbah. Dengan kebutuhan air bersih sebesar 1.680.000 (satu juta enam ratus delapan puluh ribu) liter per hari, limbah cair yang dihasilkan mencapai 1.260.000 (satu juta dua ratus enam puluh ribu) liter per hari, yang jika tidak diolah dengan baik, dapat mencemari lingkungan.

Sejak 2002, Pemkab Jombang berupaya mengatasi permasalahan ini melalui pembangunan ipal komunal, pembuatan biogas, serta pengembangan teknologi fitoremediasi.

"Kami berterima kasih atas dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dalam pembangunan biogas, yang memotivasi pelaku usaha untuk lebih peduli pada lingkungan. Pada tahun ini, para pelaku usaha membentuk koperasi sumber berkah. Mereka juga telah menyediakan lahan untuk pembangunan ipal komunal, diharapkan menjadi solusi terpadu pengelolaan limbah," imbuh Teguh Narutomo.

Pemkab Jombang memiliki visi besar untuk menjadikan sentra industri tahu Jogoroto sebagai "sentra industri tahu BERSINAR" pada tahun 2027. Adapun BERSINAR adalah singkatan dari berwawasan lingkungan, higienis, dan tenar.

Visi ini, sambung Teguh Narutomo, bukan hanya mimpi, tetapi komitmen bersama pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat guna menciptakan kawasan ramah lingkungan, mendukung ekonomi lokal, dan menjadi destinasi eko-wisata kuliner tahu yang dikenal luas.

"Kami memohon dukungan dari kementerian lingkungan hidup dalam mewujudkan visi ini, terutama untuk pembangunan ipal komunal yang memadai dan pendampingan teknologi pengelolaan limbah yang berkelanjutan," kata Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo.

"Kami percaya dengan sinergi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, industri tahu Jogoroto dapat menjadi percontohan nasional dalam pengelolaan industri ramah lingkungan," tambahnya.

Selain sentra industri tahu, Kabupaten Jombang juga dikenal dengan sentra Industri Kecil Menengah (IKM) slag aluminium, yang berkembang sejak 1970.

Dalam perkembangannya, muncul sentra baru di wilayah Kecamatan Jogoroto dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 11 orang. Aktivitas ini pun tidak lepas dari berbagai permasalahan lingkungan. Setiap tahun, Pemkab Jombang menerima pengaduan masyarakat terkait asap, bau, dan dampak buruk dari pembuangan limbah B3 abu slag aluminium atau asalum.

Tercatat ada 104 titik pembuangan yang tersebar di berbagai wilayah. Usaha pengolahan slag alumunium yang dikelola secara tradisional di tengah permukiman dapat meningkatkan risiko kesehatan bagi warga sekitar.

"Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemkab Jombang telah mengambil langkah-langkah strategis berkolaborasi dengan Pemerintah Pusat, Provinsi, sesuai kewenangan masing-masing," kata Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo.

Melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, telah dirumuskan program P3 terpadu untuk mewujudkan sentra IKM Slag Aluminium yang berwawasan lingkungan.

Program ini meliputi pengawasan lingkungan, pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3, dan pembangunan sentra IKM slag aluminium.

Dalam kunjungan tersebut, rombongan meninjau lokasi produksi tahu dan pengolahan limbah tahu. Kemudian rombongan meninjau lokasi pengolahan slag aluminium yang terletak di Kendalsari, Kecamatan Sumobito.

Menteri Lingkungan Hidup RI, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, S.Hut, M.P menegaskan ini tugas dia bersama Bupati Jombang untuk membina usaha kecil dan menengah.

"Ini benar-benar harus kita kawal kaidah konsep lingkungan hidupnya. Kami dan Bupati mencoba membangun apa yang diperlukan dalam pengurangan limbah. Termasuk menghadirkan ipal komunal kemudian pemanfaatan digester, " jelas Menteri Lingkungan Hidup.

Menteri berharap, semua upaya bisa dimanfaatkan, dan mencegah kerusakan lingkungan dari kegiatan yang dilakukan secara kecil dan menengah.

Menteri Lingkungan Hidup juga menyatakan akan menyisir penyebab-penyebab adanya limbah yang mengurangi kualitas Kali Brantas.(adv/*)

Reporter:Sutono

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.