02 April 2025

Get In Touch

Boeing 737-800 Jeju Air Kecelakaan, Disebut Punya Catatan Keselamatan Nyaris Sempurna

Petugas melakukan operasi penyelamatan setelah pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan di luar landasan pacu Bandara Internasional Muan, Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Menurut otoritas setempat kecelakaan yang menimbulkan kobaran api itu diduga ke
Petugas melakukan operasi penyelamatan setelah pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan di luar landasan pacu Bandara Internasional Muan, Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Menurut otoritas setempat kecelakaan yang menimbulkan kobaran api itu diduga ke

KOLOM (Lenteratoday) -Editor media penerbangan Airline News, Geoffrey Thomas menyampaikan, Boeing 737-800 sejauh ini memiliki catatan keselamatan yang sempurna. Menurutnya, pesawat Boeing 737-800 adalah salah satu pesawat yang paling banyak digunakan di dunia, dengan 4-5 penerbangan setiap harinya.

Oleh karena itu, kecelakaan Jeju Air yang menggunakan jenis pesawat Boeing 737-800 di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024) cukup membingungkannya.

"Ini adalah pesawat paling andal di dunia dan telah beroperasi selama 20 tahun. Semua orang tahu cara kerjanya," ujarnya, dikutip dari CNN, Minggu.

"(Boeing 737-800) itu bekerja dengan sangat, sangat baik. Perawatan yang dilakukan di Korea (Selatan) adalah yang terbaik di seluruh dunia," sambungnya.

Di sisi lain, insiden yang melibatkan pesawat Boeing 737-800 itu juga saat kondisi cuaca di sekitar bandara cerah dan bagus.

Boeing 737-800 nyaris sempurna

Sebelumnya, penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air diduga karena roda pesawat yang tidak berfungsi pada saat mendarat.

Namun, Thomas mengatakan bahwa dugaan tersebut belum jelas. Dia bahkan mengatakan bahwa kondisi pesawat Boeing 737-800 nyaris sempurna.

"Tidak jelas apakah kolong pesawat ambruk saat mendarat atau apakah kolong pesawat tidak terlipat sama sekali. Ini masalah yang sangat serius dan tentunya akan menjadi fokus para penyelidik," ucapnya.

Sementara itu, mantan Inspektur Jenderal Departemen Transportasi AS Mary Schiavo menduga, salah satu mesin pesawat kemungkinan mati atau indikator pesawat rusak.

"Kemungkinan lain adalah pilot mencoba melakukan go-around, yang berarti pilot ingin membatalkan pendaratan dan berputar balik di udara untuk memeriksa apakah roda gigi berfungsi," jelas dia.

Schiavo sendiri tidak tahu pasti apakah roda gigi pesawat tersebut turun atau tidak. Menurutnya, pemeriksaan fungsi roda sebuah pesawat merupakan prosedur yang seharusnya kali pertama dilakukan.

"Mungkin ada masalah dengan lampu dan mereka tidak tahu pasti apakah roda giginya turun atau tidak. Ini adalah prosedur yang sangat tepat untuk pertama-tama melakukan pemeriksaan, datang ke bandara, melewati landasan pacu dan meminta menara (kontrol) benar-benar memeriksa untuk memastikan apakah roda gigi Anda turun atau naik," kata dia.

Hingga saat ini masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan pesawat Jeju Air.

Korban jiwa capai 120 orang

Jumlah korban jiwa dalam kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu bertambah menjadi 120 orang, Yonhap melaporkan.

Mengutip Antara, tim pemadam kebakaran setempat, kantor berita itu melaporkan bahwa upaya untuk memastikan angka kematian dalam insiden itu masih terus berlangsung.

Sebelumnya dilaporkan bahwa pesawat nahas yang membawa 181 orang itu, termasuk enam awak, keluar dari landasan pacu saat mendarat dan menabrak pagar bandara itu sehingga pesawat terbakar.

Pesawat tersebut diduga menabrak kawanan burung ketika mendarat.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI mengatakan bahwa sejauh ini, tidak ada penumpang WNI dalam pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan tersebut.

Pemerintah dan Kedutaan Besar RI di Seoul terus memantau perkembangan terkait musibah itu, kata Judha Nugraha, Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kemlu.

Saksi mata

Saksi mata kecelakaan pesawat Jeju Air di Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024) melaporkan adanya percikan api di mesin jet dan mendengar beberapa ledakan sebelum insiden terjadi.

Pesawat Jeju Air keluar dari landasan saat mendarat dan menabrak dinding pagar di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul, pada pukul 9:07 pagi waktu setempat.

Video yang ditayangkan stasiun TV lokal menunjukkan pesawat mencoba mendarat tanpa roda pendaratan terbuka.

Yoo Jae-yong, 41 tahun, yang menginap di rumah sewa dekat bandara, mengatakan ia melihat percikan api di sayap kanan pesawat sebelum kecelakaan terjadi.

"Saya sedang memberitahu keluarga saya bahwa ada masalah dengan pesawat itu ketika saya mendengar ledakan keras," kata Yoo dilansir dari Antara, Minggu (29/12/2024).

Saksi lain, yang hanya diidentifikasi dengan nama belakang Cho, mengatakan bahwa ia sedang berjalan kaki sekitar 4,5 kilometer dari bandara saat kecelakaan terjadi. 

"Saya melihat pesawat sedang menurun dan berpikir pesawat itu akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya. Kemudian terdengar suara ledakan keras, diikuti asap di udara, lalu beberapa ledakan berturut-turut" ujar Cho.

Respons Boeing

Raksasa penerbangan AS Boeing mengatakan, pihaknya saat ini sedang menjalin komunikasi dengan Jeju Air Co. menyusul kecelakaan mematikan salah satu pesawat Boeing 737-800 milik maskapai.

"Kami sedang menghubungi Jeju Air terkait penerbangan 2216 dan siap membantu mereka," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Kompas.

"Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang terkasih, dan pikiran kami tertuju kepada para penumpang dan awak pesawat," sambungnya (*)

Editor: Arifin BH

Share:

Punya insight tentang peristiwa terkini?

Jadikan tulisan Anda inspirasi untuk yang lain!
Klik disini untuk memulai!

Mulai Menulis
Lentera Today.
Lentera Today.