03 April 2025

Get In Touch

Mendikdasmen Dukung Inisiatif Tidur Siang di SMPN 39 Surabaya

Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengatakan tidur siang merupakan kebijakan sekolah yang bagus. Foto: Antara/Sean Filo Muhamad
Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengatakan tidur siang merupakan kebijakan sekolah yang bagus. Foto: Antara/Sean Filo Muhamad

JAKARTA (Lenteratoday) - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 39 Surabaya menggelar uji coba program tidur siang bagi para siswanya. Langkah ini berangkat dari keluhan siswa yang kerap mengantuk saat mengikuti pelajaran di jam-jam sore. Para guru pun berharap, dengan program ini, konsentrasi siswa dapat kembali meningkat.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menilai kebijakan ini memiliki dampak positif, baik dari sisi psikologis maupun fisiologis siswa. “Bagus juga itu, terutama untuk sekolah-sekolah yang sampai sore ya,” ujar Abdul seusai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Rabu.

Abdul memberikan apresiasi kepada pihak sekolah yang telah menyediakan fasilitas memadai untuk mendukung program ini. Menurutnya, tidur siang, atau yang dikenal sebagai *nap*, menawarkan beragam manfaat. “Selain membantu siswa lebih fokus, tidur siang juga dapat meningkatkan konsentrasi, memperbaiki suasana hati, dan memulihkan energi setelah kegiatan belajar yang padat,” jelasnya.

Meski demikian, ia menekankan bahwa kebijakan tersebut tetap menjadi wewenang masing-masing sekolah. “Itu kebijakan masing-masing sekolah, ya,” tambahnya.

Kepala SMPN 39 Surabaya, Rini Aswinarti, mengungkapkan bahwa program tidur siang ini merupakan hasil usulan para guru yang disampaikan kepada Dinas Pendidikan Surabaya. “Tujuannya untuk mengembalikan fokus siswa dalam belajar sekaligus meningkatkan kesehatan mental dan empati,” ungkapnya.

Para siswa SMPN 39 Surabaya tidur siang di kelas dengan pengawasan guru. Foto/suarasurabaya

Rini menambahkan, awalnya tidur siang direncanakan dilakukan di meja masing-masing siswa. Namun, siswa justru antusias membawa bantal dan tikar mereka sendiri, bahkan menata bangku-bangku secara mandiri untuk kenyamanan.

Melihat respons positif tersebut, pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk melaksanakan tidur siang di ruang kelas dengan pengawasan guru. Uji coba dilakukan selama dua sesi, yakni pada pukul 13.00 hingga 14.00 WIB.

Program tidur siang ini diharapkan menjadi langkah inovatif untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih humanis. Selain meningkatkan performa akademik, kebijakan seperti ini juga berpotensi menjadi inspirasi bagi sekolah lain yang menghadapi tantangan serupa.

Sumber : Antara | Editor : M. Kamali

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.