
NGAWI (Lenteratoday) - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Ngawi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan tanah di bantaran sungai anak Bengawan Madiun terkikis. Akibatnya, sebuah rumah milik Supadi (50), warga Desa Puhti, Kecamatan Karangjati, terancam hanyut.
Supadi mengungkapkan, erosi mulai terjadi sejak 13 Januari 2025 ketika debit air sungai meningkat dan mulai menggerus tanah di sekitar rumahnya. Menyadari bahaya yang mengancam, ia berinisiatif membuat tanggul dari ban bekas dan tanah urug untuk menghambat longsor.
“Mulai longsor sejak tanggal 13 Januari kemarin, sedikit demi sedikit tanah tergerus air. Saya coba kasih ban bekas dan tanah urug supaya tidak semakin mendekati rumah,” ujarnya, Rabu (29/1/2025).
Gerusan aliran sungai menyebabkan kandang ternak dan kamar mandinya telah ambruk terbawa arus.Untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK), keluarganya terpaksa menumpang ke rumah tetangga.
Warga sekitar turut membantu dengan mendatangkan delapan truk tanah urug untuk memperlambat longsor. Namun, usaha tersebut belum cukup menahan derasnya arus sungai.
Saat ini, Supadi dan warga masih berupaya mencegah longsor dengan membangun tanggul darurat sepanjang 20 meter menggunakan tanah yang dimasukkan ke dalam karung. Kedalaman longsoran sendiri telah mencapai delapan meter.
Supadi mengaku khawatir jika hujan kembali turun, karena peningkatan debit air bisa memperluas erosi dan mengancam rumahnya yang sudah berada di bibir longsoran.
"Kalau tidak segera ditangani, rumah saya bisa ikut hanyut," tuturnya.
Sebagai langkah antisipasi, Supadi menutup area longsoran dengan terpal untuk mencegah tanah semakin tergerus air hujan. Sementara itu, pemerintah desa telah mengusulkan pemasangan bronjong sebagai tanggul darurat di sepanjang aliran sungai anak Bengawan Madiun. (*)
Reporter: Miftakul FM | Editor : Lutfiyu Handi