16 April 2025

Get In Touch

Ketua DPRD Jatim Dorong Pemerintah Siapkan Strategi Hadapi Ancaman PHK Massal Imbas Tarif Impor AS

Ketua DPRD Jawa Timur, Musyafak Rouf
Ketua DPRD Jawa Timur, Musyafak Rouf

SURABAYA (Lentera) - Ketua DPRD Jawa Timur, Musyafak Rouf, menyoroti potensi ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) massal akibat kebijakan tarif impor tinggi dari Amerika Serikat terhadap produk asal Indonesia. Ia mendesak pemerintah pusat dan daerah segera menyiapkan strategi demi melindungi dunia usaha dan tenaga kerja di Jawa Timur.

Menurut Musyafak, kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif impor secara signifikan—dalam konteks perang dagang global—bisa berdampak besar pada industri dalam negeri, terutama di daerah dengan basis ekspor kuat seperti Jawa Timur.

“Kita perlu waspada. Jika perusahaan tak mampu bertahan menghadapi beban tarif, efek dominonya bisa sangat berbahaya, terutama menjelang Hari Buruh,” ungkapnya, Kamis (10/04/2025).

Sebagai bentuk respons konkret, DPRD Jatim akan segera mengundang para pengusaha lokal guna menggali informasi terkait dampak nyata yang mereka rasakan atas kebijakan proteksionis dari AS.

“Kita ingin tahu langsung dari pelaku usaha, apa saja tekanan yang mereka hadapi dan apa yang dibutuhkan agar tetap bisa beroperasi dan menyerap tenaga kerja,” terangnya.

Lebih lanjut, Politisi PKB tersebut menegaskan pentingnya mengurangi ketergantungan terhadap Dollar AS dalam sistem perdagangan internasional. Ia mendorong pemerintah menjalin kemitraan dengan negara-negara lain yang bisa menggunakan mata uang lokal atau alternatif selain dolar.

“Kita harus mulai menjajaki sistem pembayaran lintas negara yang tak bergantung pada Dollar AS. Ini bagian dari upaya menjaga stabilitas ekonomi daerah,” tegasnya.

Menjelang Hari Buruh, Musyafak mengingatkan agar pemerintah daerah mampu menengahi tuntutan kenaikan upah dan kondisi riil dunia usaha. Ia menilai ketidakseimbangan antara keduanya dapat memperburuk kondisi ketenagakerjaan di tengah tekanan global.

“Kita tentu dukung kesejahteraan buruh, tapi jangan sampai dunia usaha kolaps karena tidak mampu menanggung beban tambahan,” pungkasnya.(Adv) 

Reporter: Pradhita|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.