20 April 2025

Get In Touch

100 Orang Tewas akibat Badai Petir di India

Ilustrasi petir (SHUTTERSTOCK)
Ilustrasi petir (SHUTTERSTOCK)

NEW DELHI (Lentera) -Sedikitnya 100 orang dilaporkan tewas akibat badai disertai sambaran petir yang melanda wilayah utara India dalam 24 jam terakhir, Jumat (11/4/2025). Negara bagian Bihar menjadi wilayah terdampak paling parah dengan 82 korban jiwa, disusul Uttar Pradesh yang mencatatkan 18 kematian.

Bencana ini terjadi meskipun otoritas cuaca India telah mengeluarkan peringatan dini. Departemen Meteorologi India (IMD) sebelumnya menempatkan belasan negara bagian dalam status siaga kuning karena potensi badai petir.

Petani di negara bagian pegunungan Uttarakhand juga dilaporkan tewas, kata para pejabat, dikutip dari The Independent.

Terjebak di luar saat badai

Sebagian besar korban disebut tengah berada di luar ruangan saat badai terjadi. Di Distrik Barabanki, Uttar Pradesh, sejumlah warga diketahui sedang bekerja di ladang ketika angin kencang dan petir datang secara tiba-tiba.

Media lokal juga melaporkan sejumlah warga mengalami luka-luka serta kerusakan properti di berbagai wilayah terdampak.

Pemerintah daerah mengimbau warga untuk tetap berada di dalam rumah dan mengikuti panduan keselamatan. Badai dan hujan deras diprediksi masih akan melanda beberapa hari ke depan.

Sebagai bentuk tanggung jawab, Pemerintah Negara Bagian Bihar dan Uttar Pradesh telah mengumumkan kompensasi sebesar 400.000 rupee (sekitar Rp 75 juta) untuk keluarga korban meninggal dunia.

Petir merupakan salah satu bencana alam paling mematikan di India. Menurut data Biro Catatan Kejahatan Nasional India, hampir 36 persen kematian akibat cuaca ekstrem disebabkan oleh sambaran petir.

Dalam periode 1967 hingga 2020, lebih dari 101.000 orang di India kehilangan nyawa akibat fenomena ini. Frekuensi petir pun terus meningkat dalam dekade terakhir.

Para ilmuwan mengaitkan lonjakan tersebut dengan krisis iklim, deforestasi, serta meningkatnya aktivitas masyarakat di luar ruangan. Baca juga: Badai Dahsyat di AS Tewaskan 16 Orang dan Timbulkan Kerusakan Luas

“Udara yang lebih hangat menahan lebih banyak kelembapan dan meningkatkan energi yang tersedia untuk badai. Dengan pemanasan permukaan tanah yang lebih intens, kita melihat konveksi yang lebih kuat dan penumpukan awan, yang dapat menyebabkan lebih banyak petir,” ujar Mahesh Palawat, Wakil Presiden Meteorologi di Skymet Weather, mengutip Kompas.

Sebuah studi dari Kementerian Ilmu Bumi India mencatat, aktivitas petir meningkat lebih dari 30 persen dalam periode 2020 hingga 2022.

Upaya mitigasi masih terbatas

Pemerintah India telah meluncurkan sejumlah inisiatif untuk mengurangi risiko petir. Kampanye Lightning Resilient India dan aplikasi Damini, yang memberikan peringatan petir secara real-time, menjadi dua di antaranya.

Namun, akses terhadap teknologi ini masih terbatas, terutama di daerah pedesaan yang justru paling rentan terhadap bahaya sambaran petir.

Sementara itu, hujan deras yang menyertai badai membawa sedikit kelegaan bagi warga di wilayah utara India yang tengah dilanda suhu tinggi. IMD memperkirakan suhu akan turun antara 3-5 derajat Celsius dalam tiga hari ke depan. Namun, suhu panas diprediksi kembali meningkat setelahnya.

Hingga Sabtu, wilayah Bihar diperkirakan masih akan diguyur hujan dan badai, terutama di Distrik Madhubani, Darbhanga, Champaran Timur dan Barat, Gaya, Supaul, Sitamarhi, dan Patna (*)

Editor: Arifin BH

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.