16 April 2025

Get In Touch

Program Relawan TIK Indonesia Jejaring Kemitraan Desa Cerdas Nominator di Forum Dunia WSIS Prizes 2025

Kerjasama dengan BPI Kemendes PDT dan Penamaan Domain Indonesia (PANDI) Dalam Master oF Training Peningkatan Kapasitas Pendampingan Program Desa
Kerjasama dengan BPI Kemendes PDT dan Penamaan Domain Indonesia (PANDI) Dalam Master oF Training Peningkatan Kapasitas Pendampingan Program Desa

BLITAR (Lentera) - Relawan TIK Indonesia mengukir sejarah dengan setiap tahunnya, inisiatif yang disubmit lolos sebagai nominator dalam World Summit on the Information Society (WSIS) Prizes 2025. Seperti tahun lalu, Indonesia berhasil menempatkan 12 karya atau inisiatif sebagai nominator.

Tahun 2025 ini inisiasi “Empowering Rural Communities Through Digital Literacy: Building the Foundation for Smart Villages”, menjadi salah satu perwakilan Indonesia yang berhasil mendapatkan nominasi. Dalam ajang penghargaan bergengsi bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), International Telecommunication Union (ITU) Perserikatan Bangsa Bangsa tersebut pada, 11 April 2025.

Ketua Umum Pengurus Pusat Relawan TIK Indonesia, Hani Purnawanti menyatakan apreasi yang tinggi kepada para nominator WSIS Prizes 2025, dari berbagai pengampu kepentingan bidang TIK dan juga berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia.

Hani Purnawanti juga mengajak warganet untuk memilih nominasi karya TIK dari Indonesia, khususnya inisiatif Relawan TIK agar menjadi pemenang WSIS Prizes 2025.

“Warganet Indonesia, tunjukkan kepada dunia bahwa kita punya sumber daya bidang digital yang unggul dan mampu bersaing dengan negara manapun. Untuk itu, mari gunakan jari kita untuk melakukan vote, pilih Merah-Putih!” ungkapnya, Senin (14/4/2025).

Mendukung apa yang disampaikan oleh Ketua Umum Relawan TIK Indonesia, Hamzah Fathoni sebagai penanggung jawab Bidang Program dan juga Ketua Umum Relawan TIK Kabupaten Blitar mengatakan sangat bersyukur, bahwa salah satu inisiatif yang diajukannya lolos sebagai nominator dalam ajang WSIS Prizes 2025.

Setelah melalui seleksi ketat, bersaing dengan inisiasi dari berbagai belahan dunia lainnya, setelah melewati review tim juri ITU PBB.

“Karya kami bersanding dengan 360 nominator inisiatif dari seluruh dunia dalam 18 kategori, dan terpilih dalam proses seleksi tim pakar PBB terhadap lebih dari 1,000 pendaftar,” ujar Hamzah.

Inisiatif yang berhasil masuk sebagai nominator dalam ajang penghargaan Internasional WSIS Prizes 2025 kali ini, adalah kegiatan Jejaring Kemitraan Program Desa Cerdas, yang bermitra dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT).

Program ini menyoroti pentingnya pembentukan Ruang Komunitas Digital di pedesaan, serta memobilisasi partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai kegiatan peningkatan kapasitas berbasis teknologi.

"Melalui serangkaian lokakarya, sesi pelatihan, dan forum diskusi kolaboratif, program ini telah berhasil memberdayakan masyarakat desa. Untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi, demi mendukung pembangunan lokal yang inklusif dan berkelanjutan," jelasnya.

Pada fase pertama dan kedua selama tahun 2023–2024, program ini telah menjangkau 36 kabupaten dan mencakup 118 desa dari berbagai penjuru Indonesia.

Fokus utama program ini adalah pada pemberdayaan masyarakat pedesaan yang beragam, dengan membekali mereka keterampilan literasi digital yang esensial. Melalui pelatihan yang dirancang secara komprehensif, inisiatif ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan digital serta menciptakan generasi masyarakat yang melek teknologi.

Menurut Hamzah peningkatan literasi digital membuka peluang lebih besar bagi masyarakat desa untuk mengakses informasi, berpartisipasi dalam ekonomi digital. Serta terlibat secara aktif, dalam kehidupan sosial dan pembangunan komunitas.

"Inisiatif ini juga sejalan dengan visi jangka panjang untuk membangun Desa Cerdas (Smart Village) — desa yang memanfaatkan teknologi sebagai sarana peningkatan kualitas hidup, penguatan ekonomi lokal, serta percepatan pembangunan berkelanjutan," papar Hamzah.

Hingga saat ini, program ini telah menunjukkan dampak yang signifikan dalam membentuk komunitas yang lebih terhubung, resilien, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Di tengah keberagaman etnis, bahasa, budaya, potensi, hingga tantangan lokal yang dihadapi di setiap daerah, program ini berhasil menunjukkan bahwa transformasi digital di desa bukan hanya mungkin, tetapi juga sangat relevan dan berdampak nyata.

Ditambahkan Hamzah agar menjadi champion, karya inisiatif TIK perlu dipilih atau vote oleh masyarakat luas sebagai bentuk pengakuan. Pemberian vote dapat dilakukan sampai tanggal 30 April 2025, dari hasil vote tersebut ITU akan menentukan lima karya inisiatif yang memperoleh suara hasil vote tertinggi per kategori.

"Setelah itu baru ditentukan satu Winner dan empat Champion per kategori," imbuhnya.

WSIS merupakan forum bagi negara-negara yang tergabung dalam ITU, untuk memastikan akses yang lebih luas terhadap TIK. Karya dan inisiatif unggulan dari berbagai penjuru dunia juga mendapatkan penghargaan untuk mempromosikan penggunaan TIK dalam Pembangunan berkelanjutan.

Berikut 12 karya atau inisiatif Indonesia yang menjadi nominator WSIS Prizes 2025 :

1. Empowering Rural Communities through Digital Literacy dari Relawan TIK Indonesia – Category 15 — AL C8. Cultural diversity and identity, linguistic diversity and local content

2. ⁠Action for Former Migrant Workers and Indonesia’s Digital Economy Inclusion dari ICT Watch – Category 4 — AL C4. Capacity building

3. National Digital Literacy Program, Initiative Collaboration of Multistakeholders and Government dari KOMDIGI – Category 4 — AL C4. Capacity building

4. AI Policy & Skilling Lab dari CfDS – Category 6 — AL C6. Enabling environment

5. Digdaya Persuratan – Digital Document Management System for Organizational Correspondence dari PBNU – Category 7 — AL C7. ICT applications: benefits in all aspects of life — E-government

6. K-trash: Digital Waste Management Cooperative for a Sustainable Indonesia dari Kelompok Sadar Wisata Setopuro (Pokdarwis Setopuro) – Category 12 — AL C7. ICT applications: benefits in all aspects of life — E-environment.

7. ⁠Kampung Elektronik Pintar Kepuh (Kepuh Smart Electronics Village) dari Desa Kepuh – Category 12 — AL C7. ICT applications: benefits in all aspects of life — E-environment.

8. Pundensari Education Culture Electronic Learning Madiun dari OpenMadiun Communicate (OMC) – Category 15 — AL C8. Cultural diversity and identity, linguistic diversity and local content.

9. ⁠Empowering Youth Through Digital Innovation: Enhancing Capacity, Opportunities, and Participation in Civic Life dari BASAibu – Category 15 — AL C8. Cultural diversity and identity, linguistic diversity and local content.

10. ASEAN Guideline on Management of Government Information in Combating Fake News and Disinformation in The Media dari KOMDIGI – Category 16 — AL C9. Media.

11. MadiunMembaca My ID: A New Way for Community Libraries to Connect Books with Fellow Readers dari OpenMadiun Communicate (OMC) – Category 16 — AL C9. Media.

12. ⁠Jakarta Lawan Hoaks dari Diskominfotik Prov. Jakarta – Category 17 — AL C10. Ethical dimensions of the Information Society.

Reporter: Ais/Editor: Arief Sukaputra

 

 

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.