
Jakarta- Pandemi Covid-19 membuat pabrik farmasi di seluruhdunia berlomba-lomba memproduksi vaksin corona. Perusahaan farmasi AmerikaSerikat atau AS, China, hingga Eropa, saat ini sedang melakukan uji klinis kemanusia untuk memastikan khasiat dan efek dari vaksin buatan mereka.
Beberapa perusahaan farmasi sudah melakukan uji klinis tahapIII atau tahap akhir, sebelum masuk ke fase produksi. Seperti perusahaanfarmasi asal AS, Moderna Inc, yang berbasis di Cambridge, Massachusetts; Adajuga Pfizer yang berbasis di New York, bekerja sama dengan perusahaan farmasiasal Jerman yakni BioNTech; Industri farmasi lain yang mengembangkan vaksincorona, adalah AstraZeneca dari Inggris.
Perusahaan farmasi China juga sudah sampai uji klinis tahapIII dalam mengembangkan vaksin corona. Yakni Sinopharm dan Sinovac. KhususSinovac, juga melakukan uji klinis tahap III di Indonesia bekerja sama denganBUMN farmasi, Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran,Bandung.
Menteri BUMN Erick Thohir memperkirakan, jika uji klinisvaksin corona buatan Sinovac berjalan lancar, maka produksi oleh Bio Farma bisadilakukan mulai Februari 2021. Erick yang juga menjabat Ketua Komite PelaksanaPemulihan Ekonomi dan Penanganan COVID-19 menambahkan, Bio Farma sudahmeningkatkan kapasitas produksi vaksin, dari 100 juta dosis menjadi 250 jutadosis per tahun.
"Nah, Insya Allah Desember ini Biofarma bisa produksi250 juta per tahun, paling tidak (mencukupi kebutuhan 190 juta orang yang akandivaksin)," kata Erick.
Dalam perkiraannya, harga vaksin corona dari Sinovac itu sekitar USD 15 per dosis atau sekitar Rp 220.000. Sementara untuk setiap orang diperlukan dua kali suntikan vaksin atau dua dosis, sehingga kebutuhan per orang sekitar Rp 440.000.

Sementara dikutip dari Reuters, Rabu (19/8), harga vaksincorona yang sedang dikembangkan Sinopharm Group, jauh lebih mahal dari yangdibuat Sinovac. Chairman Sinopharm, Liu Jingzhen, mengatakan harga vaksinbuatannya kelak diprediksi tak lebih dari 1.000 yuan atau sekitar Rp 2,16 jutauntuk dua kali suntikan.
"Harganya tidak akan terlalu tinggi. Diperkirakanbeberapa ratus yuan untuk satu suntikan, jadi untuk dua dosis harus kurang dari1.000 yuan," kata Liu kepada Guangming Daily seperti dilansir Reuters.
Selain di Indonesia, vaksin corona buatan Sinovac jugasedang uji klinis di Brasil dan Bangladesh. Sedangkan buatan Sinopharm, sudahdiuji klinis di Uni Emirat Arab dan Brasil. Brasil yang merupakan negara dengankasus virus corona terbanyak kedua di dunia, juga telah mengikat kontrakpembelian vaksin dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Janssen.
Sementara di Indonesia, ada juga vaksin corona yangdikembangkan perusahaan farmasi swasta yakni PT Kalbe Farma Tbk bekerja samadengan Genexine dari Korea Selatan. Ada juga vaksin corona yang dikembangkanPemerintah melalui Lembaga Eijkman di bawah Kemenristek Dikti.(ist)