ARD dan DPD PDI Perjuangan Jatim Dorong Perempuan Berperan Aktif dan Menjawab Tantangan Bangsa ke Depan

SURABAYA (Lentera) – Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Aliansi Relawan Demokrasi (ARD) dan DPD PDI Perjuangan Jawa Timur mendorong para perempuan untuk berperan aktif serta menjawab tantangan kebangsaan ke depan.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Sri Untari Bisowarno momen peringatan Hari Kartini mengajak para relawan dan peserta untuk kembali meneladani nilai-nilai yang diwariskan Raden Ajeng Kartini. Ia menekankan bahwa perjuangan Kartini bukan sekadar simbol kebudayaan, melainkan substansi perjuangan pendidikan, kesetaraan, dan keberanian bagi perempuan Indonesia.
“Yang kita peringati adalah pikiran dan cita-cita Kartini. Beliau tidak mengajarkan kita memakai jarik dan sanggul, tapi mengajarkan kita untuk menjadi perempuan merdeka. Perempuan yang tidak tunduk pada belenggu sosial, perempuan yang berani memilih, berpikir dan setara,” tutur Untari saat silaturahmi kebangsaan yang sarat makna dan perenungan terhadap kondisi bangsa saat ini, Rabu (30/04/2025).
Ia menambahkan, perempuan bukan hanya terkungkung dalam ranah domestik, tetapi bisa memimpin dan berperan penting dalam berbagai sektor kehidupan. “Perempuan bisa menjadi Ketua Umum Partai seperti Ibu Mega, menjadi Ketua DPR RI seperti Ibu Puan. Kita semua bisa menjadi tokoh penting di bidang masing-masing,” tegas perempuan yang juga Penasihat Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim.
Sri Untari juga menegaskan pentingnya menjaga komunikasi dan persatuan di tengah situasi nasional dan global yang dinilainya sedang tidak baik-baik saja. “Terima kasih kepada seluruh relawan yang tetap menjaga silaturahmi. Saat ini, Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Namun kita tetap dalam satu barisan, sambil menunggu arahan dari Ibu Ketua Umum. Kita harus tetap waspada terhadap gejolak ekonomi global,” ungkap Sri Untari.
Menurut perempuan yang juga Ketua Komisi E DPRD Jatim tersebut, peran strategis tokoh-tokoh bangsa seperti Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sangat dibutuhkan dalam situasi seperti sekarang.
“Pak Prabowo dan Bu Mega bisa menjadi penyelamat situasi ini. Sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan, kita harus berjuang bersama. Tidak mudah, tetapi jika bersama, kita bisa melewati masa sulit ini,” ujarnya.
Acara silaturahmi tersebut juga dihadiri oleh KH. Zahrul Azhar Asumta atau yang akrab disapa Gus Hans, Calon Wakil Gubernur Jawa Timur 2025 dari PDI Perjuangan. Dalam sambutannya, Gus Hans mengapresiasi seluruh relawan dan kader yang telah bekerja untuk mendorong perubahan yang lebih baik di Jawa Timur.
“Terima kasih atas semua kerja keras panjenengan. Tujuan kita semua adalah satu: menjadikan Jawa Timur lebih baik. Semoga kita terus dipertemukan dalam perjuangan yang mulia ini,” ujar Gus Hans.
Ia juga mengangkat perspektif Islam dalam memuliakan perempuan. Menurutnya, Islam hadir untuk mengangkat derajat perempuan dari zaman jahiliyah, di mana perempuan diperlakukan sebagai aib dan barang. “Nabi Muhammad SAW sangat memuliakan perempuan. Ketika ditanya siapa yang paling layak dihormati, Nabi menjawab: ibumu, ibumu, ibumu. Ini adalah fondasi moral Islam untuk menempatkan perempuan dalam posisi yang terhormat,” kata Gus Hans.
Ia pun menekankan pentingnya memahami batas emansipasi yang sesuai dengan nilai kepantasan. “Emansipasi itu penting, tapi ada batasnya. Kepantasan itulah yang menjadi bingkai agar perempuan tetap berdaya sesuai kapasitasnya,” pungkasnya. (*)
Reporter: Pradhita
Editor : Lutfiyu Handi