
SURABAYA (Lentera) – Bahaya mikroplastik tak hanya mengintai manusia, tetapi juga mengancam kelangsungan hidup lebah dan proses penyerbukan yang sangat penting bagi pertanian. Sejumlah studi terbaru menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dapat memengaruhi kemampuan kognitif lebah secara signifikan dan berujung pada gangguan penyerbukan yang fatal.
Dilansir dari Mental Floss pada Senin (5/5/2025), para peneliti menemukan bahwa lebah yang terkontaminasi mikroplastik menunjukkan penurunan kemampuan belajar dan mengingat. Hal ini membuat mereka kesulitan menentukan arah, kehilangan ingatan akan lokasi bunga, hingga akhirnya gagal melakukan penyerbukan.
Salah satu penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science of the Total Environment pada 20 Februari 2024 mengungkap bahwa mikroplastik mampu menembus sawar otak lebah atau lapisan pelindung pemisah sirkulasi darah dan jaringan otak. Ilmuwan melihat bahwa partikel plastik ini mengganggu fungsi neurologis lebah, menyebabkan hilangnya kemampuan mengingat aroma nektar dan rute terbang mereka.
Tak hanya sampai di sana, studi lain yang dirilis jurnal Nature Communications pada 24 September 2024 menunjukkan bahwa mikroplastik dan nanoplastik ditemukan dalam usus lebah. Temuan ini memperlihatkan bahwa kontaminasi mikroplastik juga menyusup ke dalam rantai pembuatan sarang lebah. Beberapa lebah bahkan menggunakan partikel plastik tersebut untuk membangun sarangnya. Padahal, sarang lebah berfungsi sebagai tempat penyimpanan madu yang seharusnya steril dan aman.
Semua spesies lebah berpotensi terpapar mikroplastik, namun lebah madu (Apis mellifera) dan lebah tanah (Bombus) disebut lebih rentan. Kontaminasi ini bisa berujung pada peningkatan angka kematian lebah hingga 25 persen, bahkan dengan dosis mikroplastik lazim ditemukan di lingkungan.
Lebah yang terpapar plastik mengalami penurunan berat badan, kerontokan rambut tubuh, serta penurunan daya tahan tubuh. Ekspresi gen mereka pun berubah, membuat mereka semakin rentan terhadap infeksi patogen. Tak hanya mikroplastik termakan, partikel yang terbawa udara juga dapat menempel di tubuh hingga sayap lebah, semakin memperparah gangguan saat proses penyerbukan.
Dampak ekologis dari krisis ini tak bisa dianggap sepele. Ketika penyerbukan terganggu, keberlanjutan pertanian dan rantai makanan ikut terancam. Padahal, sebagian besar tanaman pangan sangat bergantung pada jasa penyerbukan oleh lebah.
Kini, saatnya semua pihak mengambil peran. Mengurangi penggunaan plastik dan lebih bijak dalam pengelolaan sampah bukan hanya menyelamatkan lingkungan, tapi juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem penopang kehidupan di Bumi.
Penulis: Novi-Mg3/Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber