Anggaran Naik 57% Jadi Rp 268 T di 2026
PENANGANAN masalah dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) tampaknya masih 'jauh panggang dari api'. Keracunan siswa usai menyantap jatah MBG menjadi sorotan utama. Kejadian yang membahayakan kesehatan ini ternyata masih berlanjut. Terbaru, 174 siswa jenjang PAUD, SD, SMP hingga SMA di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan mengalami gejala mual, muntah, dan pusing. Bahkan, 8 diantaranya masih menjalani perawatan di RSUD Talang Ubi PALI pada Selasa (6/5/2025). Ini menambah panjang daftar keracunan yang dialami usai menyantap menu MBG. Menurut catatan, sebelumnya ada sekitar 742 siswa dari Tasikmalaya, Cianjur, Bandung, hingga Karanganyar yang mengalami gejala serupa. Angka ini lebih besar dari klaim Presiden Prabowo Subianto yang mengatakan kasus siswa keracunan hanya di bawah 200 orang atau 0,05% dari total penerima program. Di sisi lain, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR, mengungkapkan lembaganya masih membutuhkan anggaran hingga Rp116 triliun pada Desember 2025. Dana sebesar itu untuk mewujudkan permintaan Prabowo terkait percepatan pelayanan MBG kepada 82,9 juta orang. Bahkan tahun depan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebut pagu indikatif MBG bakal meningkat menjadi Rp268 triliun pada 2026. Sayangnya, menurut ekonom duit ratusan triliun MBG itu tidak berpengaruh signifikan terhadap perekonomian tanah air, hanya 0,06%. Secara garis besar, sektor penyediaan makan dan minum, malah tumbuh melambat pada kuartal I-2025, dengan pertumbuhan sebesar 7,12 %. Bandingkan dengan kuartal I-2024, tanpa ada MBG pertumbuhan sektor teraebut mampu tumbuh sebesar 9,57 %. Apa yang keliru? BACA BERITA LENGKAP, KLIK DISINI https://lenteratoday.com/upload/Epaper/07052025.pdf