
MALANG (Lentera) - Cuaca kota Malang Sabtu pagi (10/5/2025) sangat cerah, ketika Jingga Eka Farera, atlet muda Kota Malang melakukan latihan fisik.
Gadis berusia 21 tahun ini, menjadi salah satu andalan Kota Malang di nomor estafet dan lari 400 meter gawang. Ia terus berusaha menjaga konsistensinya sejak menekuni dunia lari di bangku SD.
Harap dimaklumi, saat ini Jingga membidik medali emas untuk Kota Malang, di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur tahun 2025.
"Kalau bisa medali emas, di kategori estafet. Kalau individualnya mungkin saya target di juara 2 atau 3. Harus optimis, ya," ujar Jingga, Sabtu (10/5/2025).
Mahasiswi semester enam jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Universitas Negeri Malang (UM), mengaku mulai menekuni olahraga lari sejak kelas 6 SD. Ketika itu, ia mengikuti ajang Pekan Olahraga SD di Blitar dan berhasil menyabet prestasi di nomor estafet 5x80 meter.
"Sejak itu saya mulai diarahkan sekolah, terus berlanjut sampai sekarang," katanya.
Perjalanan atletik Jingga semakin serius setelah ia pindah ke Kota Malang saat masuk bangku SMP. Menurutnya, Malang memiliki lingkungan yang lebih mendukung bagi perkembangan atlet.
Fasilitas, dukungan dari pelatih, dan perhatian dari KONI serta Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang menjadi alasan kuat dirinya menetap dan mengembangkan potensi di kota ini.
"Alhamdulillah, untuk biaya latihan dan perlengkapan seperti sepatu juga dapat bantuan dari KONI dan Disporapar," ungkapnya.
Tantangan rebut emas
Sejak debut di Porprov 2019, perempuan kelahiran 29 Oktober 2023, ini sudah membuktikan dirinya sebagai salah satu atlet potensial.
Pada Porprov VIII tahun 2023 sebelumnya, ia berhasil meraih juara 3 di nomor 400 meter gawang dan medali emas di nomor estafet.
Capaian tersebut menjadi pemicu semangatnya untuk menargetkan hasil lebih baik tahun ini.
Untuk mewujudkan target tersebut, Ia mengaku berlatih dua kali sehari, pagi mulai pukul 07.30 hingga 10.00 WIB, lalu dilanjutkan sore pukul 15.30 hingga sekitar 18.30 WIB.
Di tengah kesibukan kuliah dan program magang di SMKN 2 Malang, Jingga mengaku bisa membagi waktu dengan baik berkat adanya dispensasi dari sekolah tempat magangnya.
Tantangan lain datang dari keterbatasan akses fasilitas latihan. Selama masa pelatihan intensif atau training camp (TC), Jingga mengatakan harus menggunakan lintasan yang tidak menetap di beberapa tempat. Mulai dari Dodikjur, Stadion Universitas Negeri Malang, dan Stadion Gajayana.
Hal ini membuatnya harus pandai mengatur program latihan agar tetap maksimal meski berpindah-pindah tempat.
"Beda dengan atlet dari Kediri yang lapangannya bisa terus digunakan. Mereka saingan terberat di nomor 400 meter gawang. Ditambah jam terbangnya juga sudah bagus," jelasnya.
Stadion Gajayana rencananya akan bisa digunakan secara rutin untuk latihan mulai bulan depan.
Hal ini menjadi angin segar baginya dan rekan-rekan atlet lainnya. Terlebih menjelang pelaksanaan Porprov yang dijadwalkan berlangsung pada 28 Juni hingga 5 Juli 2025.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH