PKM International, Prodi Pendidikan S-1Tata Boga FT UNESA Beri Pelatihan Pembuatan Jamu di Filipina
FILIPINA (Lentera) -Sebagai bentuk mengenalkan jamu sebagai warisan leluhur, dosen Prodi Pendidikan S-1 Tata Boga Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) memberikan pelatihan pengolahan jamu berbahan tanaman obat keluarga (Toga) di Makati, Filipina, (10/5/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Internasional bekerjasama dengan Kedubes Indonesia di Filipina yang di pimpin oleh Prof. Dr. Ir. Aisyah Endah Palupi, M.Pd.
Hadir dalam kegiatan itu dosen Prodi S-1 Pendidikan Tata Boga FT UNESA, yaitu Dr. Sri Handajani, M.Kes, Dra. Lucia Tri Pangesthi, Mauren Gita Miranti, S.Pd., M.Pd., dan tim.
Ketiga dosen ini sebelumnya telah mengembangkan jamu instan dari Toga yang dikenal dengan Herbanesa. Selain itu Dr. Sri Handajani, M.Kes dan tim juga membuat Sarabba dan jamu beras kencur instan dengan rasa yang otentik.
Jamu, sebagai salah satu warisan leluhur yang terkenal memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan baik untuk mencegah maupun menyembuhkan penyakit. Jamu juga sudah diakui menjadi Warisan Budaya Takbenda dari UNESCO pada Desember 2023 yang lalu.
“Mungkin banyak orang yang belum tahu kalau jamu sudah menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Seperti budaya Indonesia yang lain, jamu digarisbawahi sebagai warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya. Minuman tradisional ini terbukti secara historis sebagai pengetahuan asli bangsa Indonesia yang telah digunakan selama ribuan tahun dari generasi ke generasi”, kata Sri Handajani.
Sementara itu menurut Mauren, memperkenalkan jamu dikancah internasional ini salah satu cara untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia. Selain memperkenalkan, kegiatan ini juga secara tidak langsung dapat mencegah klaim jamu oleh negara-negara lain, mengingat banyak juga negara-negara tetangga yang memiliki kekayaan alam yang serupa.
Peserta pelatihan pengolahan jamu ini Ibu-ibu dubes dari berbagai negara seperti Turki, Lebanon, Amerika Serikat, Inggris, China, Australia, Argentina, Thailand, India, Malaysia, Singapore, California, dan negara lainnya.
Umumnya tanaman Toga yang digunakan dalam membuat jamu hampir semuanya dimiliki oleh negara-negara tersebut, kecuali kencur (aromatic ginger), jahe emprit (java ginger), jahe merah (red ginger), dan daun sirih (betel leaf).
“Jamu dapat dibuat dengan bahan rimpang/toga yang ada, yang penting kita tahu khasiat bahan tersebut dan paham bagaimana teknik pembuatan jamu ready to drink”, ujar Lucia saat memberikan penjelasan singkat kepada Ibu-ibu Dubes.
Lebih lanjut, Lucia mendemonstrasikan bagaimana cara membuat jamu instan dengan teknik kristalisasi. Selama pelatihan peserta menjunjukan antusiasmenya terhadap minuman jamu.
Selain karena aromanya yang sangat harum, ketika meminum Herbanesa yang terbuat dari jahe gajah, jage emprit, jahe merah, daun sirih, temulawak, dan rempah lainnya, rasa hangat langsung terasa ditenggorokan.
“Rasanya nikmat dan aromatik, kalau bisa membuat jamu dirumah, bisa membuat rumah menjadi harum” ujar salah satu peserta dari Lebanon (*)
Editor: Arifin BH/Rls