
SURABAYA (Lentera) - Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Dr. Eng, Indra Adji Sulistijono, ST, M.Eng, berhasil mengembangkan inovasi alat penanam padi berbasis teknologi modern, yang diberi nama Robotani Planter.
Dalam pengembangan inovasi ini, Indra dibantu 3 mahasiswa asal Prancis dan siswa SMK Negeri 1 Jenangan, Ponorogo.
Indra mengatakan, inovasi di bidang pertanian ini merupakan riset skema emas, Program Katalisator Kemitraan Berdikari yang juga didukung oleh PT. Nasta Mekatronika Indonesia. Inovasi ini telah mengalami beberapa kali perubahan desain, baik itu dari mekanisme maupun varian bentuknya.
"Ide dan gagasan pengembangannya ini murni dari tim, namun pada taraf implementasi di lapangan, pembuatan robot ini juga melibatkan berbagai pihak," ucapnya, Rabu (14/5/2025).
Dosen program studi (Prodi) Teknik Mekatronika ini menjelaskan, Robotani Planter merupakan alat penanam padi berbentuk robot. Alat ini dirancang dalam tiga varian, yaitu manual, baterai, dan berbahan bakar minyak. Planter manual dengan ukuran lebih kecil, cocok untuk menanam bibit di area dengan luasan terbatas, yang kebanyakan berlokasi di dataran tinggi.
Berikutnya, ada Planter baterai, yang menggunakan sistem lebih kompleks. Didukung remote kontrol wireless, alat ini sesuai untuk penanaman bibit di area sedang, yang kontur tanahnya relative lebih datar.
"Planter terakhir yaitu alat penanam padi yang berbahan bakar minyak dan tentunya didesain untuk lahan luas dan medan berat, agar dapat memaksimalkan kapasitas dan daya jelajah. Dengan kemampuan adaptasi terhadap kondisi geografis yang beragam, inovasi ini diharapkan menjadi solusi efektif bagi pertanian Indonesia," jelasnya.
Ia mengungkapkan, komponen utama dari alat penanam padi ini adalah garpu penanam, kelistrikan dan struktur komputasi yang memungkinkan sistem penggerak untuk penanaman bibit bekerja secara optimal, dengan akurasi jarak tanam serta posisi tanam yang ideal dan tersusun rapi, serta waktu yang lebih efisien, sesuai kedalaman tanam sehingga padi dapat tumbuh dengan baik.
“Fokus utama pembuatan inovasi ini adalah bagaimana kita bersama-sama dapat mengatasi keterbatasan tenaga kerja di sektor pertanian, dimana para generasi muda mulai enggan menyentuh sektor ini, dengan berbagai alasan. Tak hanya itu penurunan produktivitas pertanian akibat serangan hama, iklim ekstrim, ditambah dengan penggunaan metode tradisional yang lambat dan tidak efisien menambah kompleksitas permasalahan sektor pertanian," ungkapnya.
Diketahui, Robotani planter hasil kolaborasi dengan mitra tani dan industri bagian dari Konsorsium PTV Jawa Timur, telah sampai pada proses persiapan komponen untuk tahap assembly dan uji coba.
"Semoga ini dapat bermanfaat dan membantu para petani dalam meningkatkan produktivitasnya," harapnya.
Reporter: Amanah/Editor: Ais