Nihil PMK Jelang Idul Adha, Dispangtan Kota Malang Telah Suntikkan 600 Dosis Vaksin ke Ternak

MALANG (Lentera) - Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang memastikan nihil kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sebagai antisipasi sebanyak 600 dosis vaksin juga telah disuntikkan ke hewan ternak di Kota Malang sejak awal tahun 2025.
"Alhamdulillah per hari ini nihil PMK. Karena mulai awal tahun juga sudah kami lakukan vaksinasi dan pengobatan kepada ternak yang terindikasi," ujar Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan, Kamis (22/5/2025).
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispangtan Kota Malang, Anton Pramujiono, menambahkan hingga saat ini, Pemkot Malang masih memiliki stok 600 dosis vaksin. Menurutnya, ratusan dosis tersebut akan gunakan untuk vaksinasi pengulangan dan booster setelah Idul Adha.
"Rencana vaksinasi tahap kedua akan dilakukan pasca-Idul Adha, sebab sebagian besar ternak akan dipotong dan dilakukan pendataan ulang untuk mengetahui jumlah hewan yang masih tersisa di peternakan maupun lapak penjualan," ungkap Anton.
Ditegaskannya, waktu vaksinasi ideal dilakukan sebulan sebelum hewan disembelih. Sebab, kekebalan tubuh pascavaksinasi baru terbentuk dalam waktu 4 hingga 7 hari. Karena itu, vaksinasi yang dilakukan terlalu mepet menjelang penyembelihan dinilai kurang efektif.
Di sisi lain, terkait pemeriksaan kesehatan hewan kurban, Dispangtan juga menerapkan dua tahap pemeriksaan, yakni ante mortem (sebelum disembelih) dan post mortem (setelah disembelih). Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan tidak ada parasit atau penyakit berbahaya dalam tubuh hewan kurban.
"Kalau pemeriksaan ante mortem itu kita lihat apakah hewannya sehat, layak dipotong. Tapi setelah dipotong, kami tetap periksa organ dalamnya karena kadang masih ditemukan cacing hati atau bahkan eksudat bernanah di paru-paru," terangnya.
Anton menyebutkan, cacing hati masih sering ditemukan karena sifat endemis di wilayah Kota Malang. Beberapa peternak dinilai belum optimal dalam memberikan pengobatan antiparasit, sehingga infeksi tetap muncul meski tidak membahayakan secara luas.
Sementara itu, nanah di paru-paru bisa mengindikasikan adanya bakteri penyebab TBC pada sapi yang berpotensi menular ke manusia. Kendati demikian, pihaknya memastikan hewan yang dinyatakan sehat oleh tim pemeriksa akan diberi tanda form keterangan sehat. Ini sekaligus menjadi acuan bagi juru sembelih hewan (juleha) saat menjalankan tugas di hari H Idul Adha.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais