24 May 2025

Get In Touch

Sebanyak 660 Judul Penelitian Pelajar SMP Surabaya Siap Bersaing di LPPS 2025

Kegiatan LPPS yang berlangsung di Gedung Wanita Candra Kencana.
Kegiatan LPPS yang berlangsung di Gedung Wanita Candra Kencana.

SURABAYA (Lentera) - Sebanyak 660 judul penelitian siswa SMP siap bersaing dalam Lomba Peneliti Pelajar Surabaya (LPPS) 2025 yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, pada 22-24 Mei 2025, di Gedung Wanita Candra Kencana.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, Yusuf Masruh, mengatakan ajang bergengsi ini menjadi bukti nyata kreativitas dan inovasi tanpa batas dari generasi muda Surabaya dalam mengasah potensi akademik mereka.  LPPS juga bukan hanya sekadar lomba, melainkan bentuk apresiasi Pemkot terhadap prestasi akademik, di samping bidang agama, seni, dan olahraga. 

"Dalam LPPS kali ini, total ada 660 judul penelitian dari siswa SMP baik negeri maupun swasta di Kota Surabaya," katanya Kamis (22/5/2025).

"Anak-anak sangat inovatif, mereka sudah bisa menyimpulkan tema dengan momennya," tambahnya.

Yusuf mencontohkan bagaimana para pelajar mampu menerjemahkan isu terkini seperti digital sehat menjadi aplikasi yang ramah pengguna. 

"Harapan kami, anak-anak Surabaya semakin hebat dan luar biasa dalam berkarya, siap menata masa depannya," tambahnya.

Semantara itu, salah satu juri LPPS, Gunawan Siswoyo, menjelaskan adanya peningkatan kualitas dan kreativitas peserta dari tahun ke tahun. 

LPPS tahun ini mencakup tujuh bidang keilmuan, antara lain Ilmu Hayati, Lingkungan, Matematika, Komputer, Fisika, Sosial 1 (Psikologi dan Sosiologi), serta Sosial 2 (Sejarah, Ekonomi, Bisnis, Geografi). 

"Kegiatan ini adalah tahun kelima, yang jelas untuk penilaiannya semakin ketat karena melihat perkembangan anak-anak," jelas Gunawan. 

Untuk proses penilaian dilakukan secara berlapis, dimulai dari penilaian poster yang mencakup penulisan, tata letak, warna, dan konten. Kemudian, peserta akan melakukan presentasi dihadapan juri untuk membuktikan keaslian dan pemahaman terhadap karya mereka.

Bahkan, ada juri yang berkomentar bahwa karya pelajar setara dengan karya dosen. Untuk memastikan orisinalitas, finalis diwajibkan membawa alat peraga dan siap menjawab pertanyaan mendalam dari para juri.

"Jurinya terus terang kebanyakan kita dari S2, dan S3. Untuk lingkungan saja, kita pengujinya adalah dua profesor," ungkapnya.

Gunawan mengaku bangga melihat animo tinggi pelajar dalam pengembangan karya ilmiah, sebuah fenomena yang berbanding terbalik dengan citra negatif yang terkadang muncul di media sosial. 

Di tahun 2023, LPPS bahkan mencatat rekor MURI dengan 1.001 judul penelitian, menunjukkan peningkatan minat yang signifikan. 

Ia berharap dukungan dari Pemkot Surabaya akan terus berlanjut, sehingga anak-anak dapat terus berkarya dan mengembangkan talenta mereka di era yang semakin kompetitif ini.

"Sangat-sangat mendukung, hanya Surabaya yang bisa seperti ini. Karena kalau kita lihat animo anak-anak pelajar Surabaya ini demikian tinggi," pungkasnya. (*)

Reporter: Amanah 
Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.