
SURABAYA (Lentera) - Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) massal kembali mencuat pada 2025, khususnya di sektor startup teknologi. Sorotan tertuju pada salah satu platform belanja online asal Singapura setelah kabar pemecatan sejumlah karyawan tanpa penjelasan memicu keprihatinan publik.
Salah satu kisah yang viral adalah seorang karyawan yang telah bekerja selama 8 tahun di perusahaan itu diberhentikan secara tiba-tiba.
Peristiwa ini menjadi cerminan betapa rentannya stabilitas kerja di perusahaan digital yang sebelumnya dianggap sebagai sektor unggulan.
Namun, platform belanja online itu bukanlah satu-satunya startup di Indonesia yang melakukan efisiensi dengan PHK. Berikut adalah daftar startup di Indonesia yang melakukan PHK dalam beberapa tahun terakhir:
1. Tokopedia-TikTok Shop
Pada Juni 2024, sekitar 450 karyawan atau 9% dari total tenaga kerja terkena PHK.
Ini merupakan gelombang PHK pertama sejak Tokopedia resmi diakuisisi TikTok pada Desember 2023. PHK dilakukan untuk menyesuaikan struktur organisasi usai merger.
Kemenaker telah membantah isu bahwa PHK dilakukan demi menggantikan tenaga lokal dengan tenaga kerja asing (TKA) dari China.
2. Xendit
Startup penyedia layanan pembayaran digital ini melakukan PHK sebagian karyawan pada awal 2024.
Tujuannya adalah untuk memperkuat ketahanan jangka panjang perusahaan. Jumlah korban PHK tidak diumumkan secara resmi.
3. Lamudi
Pada Juli 2023, Lamudi melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan dari beberapa departemen.
Menurut CEO Lamudi Indonesia, Mart Polman, langkah ini diambil untuk meningkatkan kualitas layanan kepada para mitra seperti developer, bank, dan agen properti.
4. JD.ID
Startup e-commerce ini melakukan PHK terhadap sekitar 30% atau sekitar 200 karyawan pada Desember 2022.
Akibat perubahan model bisnis dan persaingan yang ketat, JD.ID resmi menutup operasinya di Indonesia pada 31 Maret 2023, dan situsnya kini dialihkan ke platform JD.com di China.
5. Ruangguru
Platform edtech ini melakukan PHK terhadap ratusan karyawan pada November 2022.
CEO Adamas Belva Devara menyampaikan permintaan maaf dan menyebut keputusan tersebut sebagai konsekuensi dari situasi pasar global yang memburuk.
6. LinkAja
Startup dompet digital ini juga melakukan reorganisasi dan PHK sebagian karyawan pada 2022.
Jumlahnya dipastikan tidak melebihi 200 orang. Langkah ini bertujuan menyesuaikan fokus bisnis perusahaan.
Dikutip dari beritasatu, gelombang PHK yang melanda startup Indonesia menunjukkan bahwa sektor digital pun tak luput dari tekanan ekonomi. Meski berorientasi pada inovasi dan efisiensi, stabilitas ketenagakerjaan kini menjadi tantangan serius di tengah dinamika pasar yang terus berubah (*)
Editor: Arifin BH