
JAKARTA (Lentera) - Kementerian Pendidikan Tinggi Sains Teknologi (Kemdiktisaintek) menjajaki peluang kerjasama bidang pendidikan dengan Pemerintah Inggris. Langkah ini diambil buntut dari kebijakan penghentian penerbitan visa pelajar oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie mengatakan, pihaknya sedang mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan kelanjutan studi para calon mahasiswa dan mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat.
"Kamis, 29 Mei, saya bertemu dengan Duta Besar Inggris, H.E. Dominic Jermey, untuk membuka alternatif peluang studi di Inggris bagi siswa-siswi Indonesia yang terdampak oleh kebijakan AS," tulis Stella seperti dikutip dari akun Instagram milik pribadinya, Minggu (1/6/2025).
Dalam video yang diunggahnya, Stella menunjukkan Presiden Prabowo Subianto dan jajaran Kabinet Merah Putih duduk bersama pihak UK Goverment's International Education Champion di Hambalang.
Hal itu dilakukan merespons kebijakan penghentikan penerbitan visa J, F, dan M oleh Pemerintah AS. "Malam harinya, arahan Presiden langsung ditindaklanjuti dalam rapat lanjutan dengan jajaran pemerintah Inggris Raya," tulis Stella.
Stella kemudian bertemu dengan Country Director British Council Indonesia, Summer Xia. Kemudian, ia juga bertemu dengan perwakilan UK Goverment's International Education Champion, Prof. Sir Steve Smith; Vice Principal International Queen Mary University of London, Prof. Helen Bailey dan UK Department for Business and Trade, Richardz Leach.
"Berburu peluang alternatif studi di universitas unggulan di Inggris bagi siswa Indonesia," tulis Stella dalam videonya.
Stella menyatakan, Pemerintah Indonesia juga terus melakukan upaya negosiasi dengan Pemerintah AS terkait nasib para calon mahasiswa dan mahasiswa Indonesia.
Dalam waktu yang sama, Stella menyebut Pemerintah Indonesia juga berupaya untuk membuka jalur alternatif ke negara dan universitas lain. "Seperti kata Hivi, yang terjadi dalam hidup tak selalu berjalan sesuai harapan. Pun begitu, pelaut hebat tidak lahir di laut tenang. Kita perjuangkan!," ujar Stella.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) menghentikan sementara proses penerbitan visa mahasiswa asing pada Selasa (27/5/2025). Dalam saluran diplomatik internal yang diperoleh kantor berita AFP, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio meminta seluruh kedutaan dan konsulat AS di dunia untuk tidak membuka jadwal baru wawancara visa pelajar hingga ada arahan lebih lanjut.
Langkah tersebut merupakan bagian dari kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump yang tengah memperketat pemeriksaan media sosial para pemohon visa. Dalam kebijakan tersebut, AS akan melakukan penyaringan lebih luas terhadap aktivitas daring mahasiswa asing sebelum memberikan izin masuk ke AS.
Editor:Widyawati/berbagai sumber