
TRENGGALEK (Lentera) - Menjelang Idul Adha 1446 H, Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek memperketat pemeriksaan hewan kurban guna mengantisipasi penyebaran penyakit seperti PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) dan LSD (Lumpy Skin Disease).
Dengan membenruk Tim pengawas disiagakan di seluruh kecamatan, layanan pemeriksaan ini gratis untuk warga yang membutuhkan termasuk di lingkungan masjid dan mushola.
“Tim kami sudah aktif di lapangan sejak 22 Mei, menyebar ke 14 kecamatan untuk memastikan ternak yang beredar benar-benar sehat,” ujar Ririn Hari Setiani, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Senin (2/6/2025).
Ririn menjelaskan bahwa pemeriksaan dilakukan tidak hanya di pasar hewan, tetapi juga di lokasi penampungan dan rumah potong hewan (RPH). Ia juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menjaga kualitas hewan kurban.
“Kalau ada yang butuh diperiksa, bisa langsung menghubungi Dinas Peternakan. Kami siap turun ke lokasi,” tuturnya.
Meski tren penyakit hewan menurun dibanding tahun lalu, kewaspadaan tetap diperlukan.
“PMK memang tidak separah awal 2024, tapi masih ada kasus meskipun sedikit. LSD juga masih menjadi perhatian kami,” ungkapnya.
“Hujan deras yang masih sering turun bisa memperburuk kondisi hewan. Ini yang sedang kami antisipasi,” ujarnya.
“Kami terapkan pemeriksaan antemortem dan postmortem, supaya daging yang dikonsumsi betul-betul aman,” jelasnya.
“Bagian hati yang terkena harus dibuang. Telur cacingnya tahan panas, jadi tidak bisa dimatikan hanya dengan dimasak,” tegasnya.
“Sampai saat ini belum ada kenaikan harga, semuanya masih normal,” kata Ririn.
Trenggalek juga dinyatakan bebas dari pembatasan lalu lintas hewan ternak, sehingga distribusi hewan kurban tetap lancar.
“Aman di Trenggalek, Alhamdulillah. Tidak ada larangan lalu lintas ternak di sini,” pungkasnya.
Reporter: Herlambang/Editor: Ais