
PALANGKA RAYA (Lentera) – Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya menyampaikan kabar gembira terkait penurunan angka stunting di wilayah setempat, dimana prevalensi stunting berhasil ditekan dari 28 persen di tahun 2023 menjadi 19,1 persen di tahun 2024.
Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, menyatakan angka ini bahkan lebih rendah dari rata-rata nasional. Ia menyebut penurunan sebesar 8,9 persen tersebut merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak dalam mengatasi masalah gizi buruk pada anak.
“Penurunan prevalensi stunting merupakan hasil kerja keras serta kerjasama antara berbagai pihak terkait,” papar Fairid, Senin (2/6/2025).
Ia menuturkan salah satu program unggulan yang mendukung keberhasilan penanganan stunting adalah Program Bapak/Ibu Asuh Cegah Stunting, yang telah dijalankan oleh Pemkot Palangka Raya.
Program ini sendiri yaitu dengan melibatkan para pejabat menjadi orang tua asuh bagi anak-anak berisiko stunting, yang direalisasikan dengan memberikan perhatian langsung pada pemenuhan gizi dan layanan kesehatan anak.
Sementara itu Wakil Wali Kota Palangka Raya, Achmad Zaini, mengatakan kebijakan tersebut diterapkan secara sistematis berdasarkan data jumlah anak yang membutuhkan pendampingan, untuk memastikan intervensi dilakukan secara tepat sasaran.
Program ini dilaksanakan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk kader Posyandu dan Tim Penyuluh Keluarga.
Dalam hal ini Kader Posyandu berperan memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, memberikan edukasi kepada orang tua, serta menyampaikan layanan kesehatan dasar.
Sedangkan Tim Penyuluh Keluarga berperan memberikan pendampingan terkait pentingnya pola makan sehat dan gizi seimbang bagi keluarga.
"Keberhasilan ini sebagai bukti komitmen Pemkot Palangka Raya dalam menjalankan program pencegahan dan penanggulangan stunting di wilayahnya," ucap Zaini.
Ia melanjutkan, berbagai strategi dan inovasi akan terus dikembangkan guna memastikan seluruh anak di Palangka Raya tumbuh dan berkembang secara optimal.
Zaini menambahkan, Pemkot juga melibatkan organisasi masyarakat, dunia usaha, dan berbagai lembaga lainnya dalam upaya pencegahan stunting.
"Harapannya dengan adanya dukungan dari lintas sektor, akan mempercepat penurunan angka stunting sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Kota Palangka Raya tercinta," pungkasnya.
Reporter: Novita|Editor: Arifin BH