
MALANG (Lentera) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang menggandeng Universitas Negeri Malang (UM), menghadirkan kotak penampung botol plastik di kawasan Kayutangan Heritage.
Kotak besi berukuran 1,5 x 2 meter tersebut tampak mencolok di salah satu sisi trotoar koridor Kayutangan Heritage. Tulisannya bertajuk "Tempat Penampungan Botol Plastik." Serta ajakan untuk mendaur ulang sampah plastik guna menjaga lingkungan hijau.
Menurut Kepala Bidang Persampahan dan Limbah B3 DLH Kota Malang, Roni Kuncoro, kotak ini merupakan proyek percontohan untuk melihat respons masyarakat terhadap fasilitas daur ulang di ruang publik.
"Masih baru, ini hasil kerja sama kami dengan UM. Kita coba dulu sebagai prototype. Kalau responsnya bagus dan potensinya menjanjikan, akan kami perluas. Bisa melalui kerja sama dengan bank sampah atau kelompok sadar wisata (pokdarwis)," ujar Roni, Jumat (6/6/2025).
Roni menilai, keberhasilan prototype ini ditentukan oleh seberapa cepat kotak tersebut terisi penuh oleh botol plastik. Menurutnya semakin cepat terisi, semakin tinggi pula partisipasi publik terhadap kesadaran lingkungan. "Kalau dalam waktu singkat sudah terisi penuh, itu artinya bisa untuk diperbanyak," imbuhnya.
Tak hanya berhenti di Kayutangan Heritage, DLH juga akan menyiapkan rencana perluasan ke sejumlah titik strategis lainnya di Kota Malang.
Lokasi yang masuk daftar perluasan di antaranya Balai Kota Malang, Alun-Alun Merdeka, Mal Pelayanan Publik (MPP) Merdeka, hingga kawasan pusat keramaian lain yang menjadi tempat berkumpulnya warga.
Menariknya, Roni menyebut proyek ini tidak semata soal pengumpulan sampah, tetapi juga mengusung semangat pemberdayaan masyarakat melalui ekonomi sirkular. Setelah terkumpul, botol-botol plastik yang ada akan diserahkan ke bank sampah atau kader lingkungan untuk diolah dan memiliki nilai ekonomi.
Dalam jangka menengah, DLH juga tengah memproses pengajuan program CSR ke Bank Syariah Indonesia (BSI). Untuk menghadirkan vending machine daur ulang botol plastik di Kota Malang. Mesin ini memungkinkan warga menukarkan botol plastik langsung dengan poin atau nilai uang secara digital.
"Sudah kami ajukan ke BSI karena mereka punya mesin yang bisa langsung memberikan insentif. Jadi masyarakat tinggal masukkan botol, keluar poin atau bisa dinilaikan dengan uang," paparnya.
Rencana penempatan mesin vending tersebut juga akan mengikuti lokasi penampung botol yang saat ini sedang diuji coba.
Targetnya, mesin-mesin ini dapat menjadi bagian dari wajah kota modern yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mendorong keterlibatan warga secara langsung dalam pengelolaan sampah. (ADV)
Reporter: Santi Wahyu
Editor : Lutfiyu Handi