Hadapi Lonjakan Pertandingan Porprov IX Jatim, Dinkes Kota Malang Siapkan 19 Tim Kesehatan

MALANG (Lentera) - Untuk menghadapi lonjakan pertandingan selama gelaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menyiapkan 19 tim kesehatan guna menjaga kondisi atlet tetap prima.
Kesiapan penuh ini difokuskan pada 30 Juni hingga 1 Juli 2025, di mana sebanyak 19 cabang olahraga (cabor) akan dijadwalkan bertanding secara bersamaan.
Plh Kepala Dinkes Kota Malang, Rina Istarowati menyebutkan jumlah tim kesehatan yang diterjunkan bersifat dinamis dan selalu disesuaikan dengan jadwal serta jumlah cabor yang dipertandingkan setiap harinya. Namun, pada dua hari puncak kompetisi tersebut, jumlah tim yang disiagakan akan mencapai angka tertinggi.
"Per hari beda-beda, tergantung cabornya. Tapi yang tertinggi nanti insyaallah di tanggal 30 Juni sampai 1 Juli. Karena ada 19 cabor yang akan berlaga, berarti minimal 19 timkes akan kami siapkan," ujar Rina, Jumat (27/6/2025).
Menurutnya, masing-masing timkes terdiri dari minimal empat personel, yaitu satu dokter, dua tenaga kesehatan, dan satu sopir ambulans. Dengan demikian, pada hari puncak pertandingan tersebut akan ada paling sedikit 76 personel medis yang disiagakan di berbagai venue pertandingan.
Saat ini, pada hari-hari biasa, Dinkes Kota Malang juga sudah mengerahkan 12 tim kesehatan. Mereka tersebar di sejumlah lokasi pertandingan, seperti Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (barongsai), lapangan SM Futsal (bola tangan), Dodikjur Amprong (kriket), Graha Polinema (futsal), hoki outdoor, hingga Sasana Krida UM (angkat besi).
Tim juga disiagakan untuk cabor triathlon yang dilaksanakan di Bendungan Lahor, Sumberpucung, Kabupaten Malang.
"Contohnya hari ini di futsal ada tiga timkes karena jumlah atlet dan intensitas pertandingan yang tinggi," jelas Rina.
Lebih lanjut, menurutnya kesiapsiagaan ini telah dimulai sejak 9 Juni 2025 lalu, bertepatan dengan dimulainya pertandingan cabor hapkido.
Evaluasi dan pembaruan penempatan timkes dilakukan setiap hari, mengikuti hasil technical meeting yang rutin digelar satu hari sebelum pertandingan.
Menurut Rina, dilibatkannya personel kesehatan dalam ajang Porprov IX Jatim ini juga mencakup seluruh unsur layanan kesehatan yang ada di Kota Malang.
"Karena ini event besar, maka keterlibatan semuanya dibutuhkan. Mulai dari RSUD, Puskesmas, RS swasta, sampai klinik-klinik, semua ikut terlibat," ungkapnya.
Khusus untuk venue yang berada di luar wilayah Kota Malang dan memiliki tingkat risiko tinggi, seperti triathlon di Bendungan Lahor Kabupaten Malang dan cabor Mixed Martial Arts (MMA), Dinkes juga tetap menyiagakan tim kesehatan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan penanganan cepat apabila terjadi cedera serius.
Tak hanya menempatkan tim di venue pertandingan, Dinkes Kota Malang juga menyiapkan sistem rujukan ke rumah sakit sesuai dengan zonasi wilayah. "Kalau area timur diarahkan ke RSUD Kota Malang, utara ke RS Hermina, dan barat–selatan ke RSI Aisyiyah," terang Rina.
Skema rujukan ini mempertimbangkan dua hal utama, yaitu kerja sama rumah sakit dengan BPJS Ketenagakerjaan yang membiayai cedera atlet, serta jarak terdekat dari venue untuk memastikan proses evakuasi berlangsung cepat.
Guna mendukung efektivitas layanan, di beberapa lokasi, satu timkes bahkan dilengkapi dua ambulans. Satu digunakan untuk rujukan jika diperlukan, sementara satu lainnya tetap siaga di lokasi pertandingan. "Supaya meski ada yang dirujuk, tim di venue tetap bisa melayani jika ada kejadian lain," katanya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais