03 July 2025

Get In Touch

Budi Sulistyono Kanang: Koperasi Merah Putih Cara Memerangi Kemiskinan

Anggota Komisi VI DPR RI, Budi Sulistyono Kanang
Anggota Komisi VI DPR RI, Budi Sulistyono Kanang

SURABAYA (Lentera) -Anggota Komisi VI DPR RI, Budi Sulistyono Kanang atau yang akrab disapa Kanang menyebut Koperasi Merah Putih adalah salah satu cara memerangi kemiskinan. 

“Program Koperasi Merah Putih merupakan program yang hebat. Ini adalah mercusuar program Presiden Prabowo yang harus kita sukseskan bersama melalui Inpres No. 9 Tahun 2025,” ungkap Kanang, Rabu (02/07/2025).

Dengan menggunakan analogi medan pertempuran, mantan Bupati Ngawi dua periode itu menggambarkan pentingnya kesadaran kolektif dalam mengelola program ini. Ia menyebut bahwa program koperasi ini sejatinya adalah sebuah 'peperangan' melawan musuh besar bangsa: kemiskinan.

“Maka, ibarat proyek, koperasi ini adalah peperangan. Maka ketika peperangan, yang kita raih harus kemenangan. Dan untuk memenangkan peperangan itu, maka kita harus mengerti betul apa yang ada di dalamnya. Goal-nya jelas, yaitu kesejahteraan masyarakat,” tegas Kanang.

Politisi PDI Perjuangan tersebut menjelaskan, ada lima komponen penting yang harus dipahami dan disiapkan agar program ini benar-benar mencapai tujuannya. Pertama, mengenali musuh. Dalam hal ini, musuh utamanya adalah kemiskinan yang masih menghantui jutaan rakyat Indonesia, khususnya di desa-desa.

“Musuhnya jelas, yaitu kemiskinan. Maka, strategi yang dibangun harus benar-benar menjawab persoalan itu,” katanya.

Kedua, menyusun strategi konkret. Kanang menilai bahwa strategi koperasi tidak boleh berhenti pada tataran narasi, tetapi harus menyentuh langsung sektor-sektor vital seperti pertanian, peternakan, perdagangan, dan model pembiayaan seperti simpan pinjam.

“Strateginya seperti apa, dan apa saja yang harus disiapkan—misalkan pertanian atau peternakan, perdagangan bagaimana, penambahan modal seperti apa, dan simpan pinjam bagaimana. Ini harus konkret dimengerti,” jelasnya.

Ketiga, menurut Kanang, setiap peperangan membutuhkan amunisi. Dalam hal ini, modal menjadi faktor penting yang menentukan jalannya program koperasi. Ia menyoroti soal wacana pemberian modal sebesar Rp3 miliar yang disebut-sebut berbentuk pinjaman dengan bunga 6 persen. Menurutnya, jika ini tidak dipertimbangkan matang, justru dapat menjadi beban yang menakutkan bagi masyarakat desa.

“Kalau itu bentuk pinjaman, maka ada bunga 6 persen. Bagaimana kemampuan usaha koperasi itu mendapat SHU atau keuntungan? Ini perlu dipertimbangkan, sehingga apabila dikaitkan dengan ADD dan lain sebagainya, tentu saja ini mengurangi mimpi masyarakat dalam menyelesaikan pembangunan di desanya,” tegas Kanang.

Keempat, dalam peperangan juga diperlukan pasukan yang solid dan terlatih. Ia menekankan pentingnya merekrut, melatih, dan menyiapkan sumber daya manusia koperasi yang benar-benar memahami medan tugasnya. Para pelaksana di lapangan harus siap menerima komando dan bergerak dalam satu derap langkah yang sama.

“Pasukan ini harus diperhatikan. Merekrut pasukan yang ada, melatih menjadi pasukan yang siap di lapangan. Mampu memastikan dan menerima komando, termasuk aturan dalam satu derap langkah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Dan yang terakhir, menurut Kanang, kunci keberhasilan program ini terletak pada kebersamaan dan konsentrasi nasional. Ia mengajak seluruh pihak untuk benar-benar menjadikan program ini sebagai fokus utama dalam menyatukan kekuatan rakyat demi kesejahteraan bersama.

“Harapan saya, perlu kebersamaan yang luar biasa dan konsentrasi penuh,” pungkasnya.

Reporter: Pradhita|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.