05 July 2025

Get In Touch

Belum Jadi Wali Kota New York, Zohran Mamdani Sudah Terancam Dideportasi Trump

Zohran Mamdani, Calon Wali Kota (Cawalkot) New York City dari Partai Demokrat (AFP)
Zohran Mamdani, Calon Wali Kota (Cawalkot) New York City dari Partai Demokrat (AFP)

NEW YORK CITY (Lentera) -Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan menangkap dan mendeportasi Zohran Mamdani, calon Wali Kota New York dari Partai Demokrat, jika ia menolak bekerja sama dengan otoritas imigrasi AS (Immigration and Customs Enforcement/ICE).

Ancaman itu disampaikan Trump saat melakukan kunjungan ke pusat penahanan migran sementara di Florida, Selasa (1/7/2025), seperti dikutip dari The Washington Post.

“Saya dengar dia tidak akan membiarkan ICE melakukan penangkapan di New York. Kalau begitu, kita harus menangkap dia,” ujar Trump.

Ia juga menuduh Mamdani sebagai imigran ilegal.

Calon Wali Kota New York dari sayap progresif

Zohran Mamdani merupakan anggota Majelis Negara Bagian New York yang baru saja memenangi pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat untuk jabatan Wali Kota New York City.

Kemenangannya mencuri perhatian publik setelah berhasil menyingkirkan nama besar seperti mantan Gubernur New York, Andrew Cuomo.

Mamdani mendapat dukungan dari sejumlah tokoh progresif berpengaruh, termasuk Senator Bernie Sanders dan anggota DPR Alexandria Ocasio-Cortez.

Meski demikian, kemenangan Mamdani memicu reaksi keras dari Trump.

Ia mempertanyakan kewarganegaraan Mamdani dan mengkritik gagasan-gagasan kampanyenya yang berhaluan kiri, mulai dari program transportasi gratis, pembekuan kenaikan sewa, hingga pendirian toko grosir milik kota.

Padahal, catatan resmi menunjukkan bahwa Mamdani telah menjadi warga negara AS sejak 2018, setelah pindah dari Uganda ke Amerika Serikat pada usia 7 tahun. Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, sempat mengonfirmasi bahwa Trump tidak mendukung Mamdani.

“Saya belum pernah mendengar beliau mengatakan itu, tapi yang jelas, beliau tidak ingin individu itu terpilih,” ujarnya.

Trump dikecam pejabat New York

Pernyataan Trump langsung menuai kecaman dari sejumlah pejabat New York, termasuk Gubernur Negara Bagian New York, Kathy Hochul.

“Saya tidak peduli meski Anda Presiden AS. Jika Anda mengancam salah satu warga kami secara ilegal, maka Anda berurusan dengan 20 juta orang New York—dimulai dari saya,” tulis Hochul melalui akun media sosialnya, dikutip Kompas.

Langkah Trump juga dinilai sebagai bagian dari retorika anti-imigran yang telah lama ia suarakan.

Sebelumnya, Trump pernah menyebarkan teori konspirasi soal tempat lahir mantan presiden Barack Obama, serta mempertanyakan kewarganegaraan tokoh seperti Kamala Harris dan Nikki Haley.

Kebijakannya soal deportasi massal selama menjabat presiden AS turut menuai protes besar-besaran.

Ribuan orang turun ke jalan di berbagai kota, termasuk New York dan Los Angeles, menentang penggerebekan ICE yang dianggap melanggar hak asasi manusia.

Bahkan, salah satu kandidat lain dalam pemilu wali kota, Brad Lander, sempat ditahan oleh agen federal ketika menemani seorang imigran di pengadilan imigrasi Manhattan.

Respons Mamdani

Menyikapi ancaman tersebut, Mamdani menyampaikan pernyataan terbuka melalui media sosial.

"Presiden Amerika Serikat baru saja mengancam akan menangkap saya, mencabut kewarganegaraan saya, memasukkan saya ke kamp detensi, dan mendeportasi saya. Bukan karena saya melanggar hukum, tapi karena saya menolak membiarkan ICE meneror kota kami," tulis Mamdani.

Ia menyebut ancaman tersebut sebagai bentuk intimidasi terhadap demokrasi dan semua warga New York yang bersuara. 

“Kami tidak akan tunduk terhadap intimidasi ini,” tegasnya.

Profil singkat Zohran Mamdani

Zohran Mamdani (33) merupakan politisi progresif kelahiran Uganda.

Ia pindah ke New York bersama keluarganya saat berusia tujuh tahun dan resmi menjadi warga negara AS pada 2018.

Ia dikenal sebagai sosok demokrat sosial yang aktif memperjuangkan isu keadilan sosial, hak imigran, dan perumahan terjangkau.

Dalam kampanyenya, Mamdani sempat menyatakan bahwa dirinya akan menjadi “mimpi buruk bagi Donald Trump.”

Pemilu Wali Kota New York dijadwalkan berlangsung pada November mendatang. Jika terpilih, Mamdani akan menjadi salah satu pemimpin kota besar pertama di AS yang secara terbuka menentang kerja sama dengan ICE dalam operasi deportasi (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.