05 July 2025

Get In Touch

Mendikdasmen Sebut Kompetensi Adalah Kunci Sukses Kerja

(Kika) Plt. Direktur Kursus dan Pelatihan Ditjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikdasmen Saryadi, Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani, Mendikdasmen Abdul Mu'ti, dan Dirjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khu
(Kika) Plt. Direktur Kursus dan Pelatihan Ditjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikdasmen Saryadi, Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani, Mendikdasmen Abdul Mu'ti, dan Dirjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khu

JAKARTA (Lentera) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti menegaskan bahwa penguasaan kompetensi merupakan faktor utama dalam menghadapi persaingan di dunia kerja.

"Dalam era dunia kerja sekarang yang dituntut sebenarnya kompetensi. Pemenuhan sertifikasi, dalam hal ini ijazah itu memang penting, tetapi bukan segala-galanya," kata Abdul Mu'ti di Jakarta, Senin (30/6/2025).

Untuk itu, pihaknya pun mendorong para lulusan SMK untuk memiliki keahlian agar mampu bekerja, baik dengan menjadi karyawan maupun berwirausaha.

"Banyak yang mereka lulus SMK, pada akhirnya kemudian tidak bekerja. Ada kritik juga, misalnya lulusan SMK itu menjadi penyumbang pengangguran, walaupun tentu saja data-datanya perlu kita validasi," kata Abdul Mu'ti.

Kemendikdasmen pun berupaya menjalin kerja sama dengan sejumlah Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dan Balai Latihan Kerja (BLK) agar para siswa SMK bisa mengikuti pelatihan-pelatihan di LPK maupun BLK untuk menambah kemampuan dan keterampilan mereka.

"Dengan demikian, mereka punya peluang yang lebih terbuka. Karena dalam dunia yang semakin terbuka seperti sekarang, kompetensi itu yang lebih ditunggu, lebih dipentingkan daripada sekedar formalitas ijazah. Karena itu maka peluang untuk belajar harus semakin kita buka, tidak hanya melalui pendidikan formal, tapi pendidikan non formal, salah satunya melalui kursus-kursus dan pelatihan. Karena itu, beragam kursus itu sekarang mulai menggeliat lagi," kata Abdul Mu'ti.

Tak hanya mendorong siswa SMK untuk memiliki kompetensi, Kemendikdasmen juga berupaya mengentaskan tingginya angka anak putus sekolah lewat "Gerakan 1.000 Anak Putus Sekolah SMK Berdaya Lewat Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Program Kecakapan Wirausaha (PKW)".

Kemendikdasmen menargetkan seribu anak usia 16-18 tahun yang putus sekolah untuk menjadi peserta dalam program tersebut.*

Co-Editor: Nei-Dya/rls

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.