
JAKARTA (Lentera)-Mantan atlet bulutangkis sekaligus Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora), Taufik Hidayat, diangkat menjadi komisaris anak usaha PT PLN (Persero), PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI).
Hal tersebut dibenarkan Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Sekjen HIPMI) Anggawira, yang juga ditunjuk menjadi komisaris PLN EPI. Pengangkatan keduanya dilakukan pada akhir Juni 2025 lalu.
"Siap akhir Juni lalu (diangkat menjadi komisaris PLN EPI). Ya betul (Taufik Hidayat juga)," ucap Anggawira dalam keterangannya, Rabu (9/7/2025).
PLN EPI merupakan anak usaha PLN yang bertugas memastikan ketersediaan pasokan suplai energi primer untuk seluruh pembangkit PLN.
Anggawira menjelaskan beberapa arahan pemegang saham untuk PLN EPI yaitu memerkuat ketahanan pasokan energi primer nasional, meliputi batu bara, gas pipa, LNG, dan energi primer lainnya untuk seluruh pembangkit PLN Grup, dengan skema kontrak jangka panjang, diversifikasi pemasok, dan pemetaan risiko logistik, serta membangun buffer stock strategis untuk mengantisipasi disrupsi geopolitik atau bencana alam.
Selanjutnya, mengoptimalkan portofolio energi primer dengan rebalancing bauran energi primer untuk menekan BPP (Biaya Pokok Penyediaan) listrik, dengan tetap memperhatikan kebijakan transisi energi nasional, serta pemanfaatan energi primer domestik, termasuk batu bara dalam negeri, gas nasional, dan potensi biomassa lokal.
Kemudian, efisiensi rantai pasok dan tata kelola niaga, termasuk sistem digitalisasi pengadaan, transparansi harga, dan integrasi pengangkutan darat-laut, serta evaluasi dan mengembangkan skema aggregator pricing dan blended fuel untuk optimalisasi biaya bahan bakar.
Arahan lain yaitu mempercepat pengembangan dan optimalisasi regasifikasi LNG, terminal LNG kecil, dan jaringan pipa gas, terutama di kawasan timur Indonesia, serta menyiapkan strategi beyond pipeline.
PLN EPI juga diharapkan menyiapkan roadmap energi primer rendah emisi, termasuk penurunan emisi CO₂ melalui co-firing, CCUS, hingga blending gas-hidrogen, serta aktif dalam kajian dan pilot project teknologi energi primer hijau (green coal substitute, bio-CNG, hydrogen blend fuel).
Terakhir, transformasi digital dan tata kelola korporasi dengan mempercepat implementasi sistem end-to-end digital procurement dan supply chain management energi primer, serta memerkuat manajemen risiko, transparansi, dan GCG (Good Corporate Governance) dalam seluruh proses niaga energi primer.
Editor:Widyawati/berbagai sumber