26 July 2025

Get In Touch

Fenomena Aneh di Yellowstone, Muncul Lubang Berisi Air Biru Susu

Kolam air panas baru muncul sekitar awal tahun 2025. (Foto: USGS)
Kolam air panas baru muncul sekitar awal tahun 2025. (Foto: USGS)

SURABAYA (Lentera) - Saat para ahli geologi dari Taman Nasional Yellowstone melakukan kunjungan ke Norris Geyser Basin pada April 2025, mereka mendapati pemandangan yang tidak biasa—sebuah lubang yang dipenuhi air berwarna biru susu.

Kunjungan itu sebetulnya hanya untuk memeriksa alat pencatat suhu, pekerjaan rutin yang mereka lakukan setiap tahun. Namun kali ini, petugas disambut oleh pemandangan baru yang belum pernah terlihat sebelumnya, yakni lubang menganga dengan lebar 4 meter berisi air berwarna biru susu. Di balik tercipta lubang tersebut, ternyata menyimpan cerita yang cukup mencengangkan.

Lubang air biru susu terletak di ujung barat laut sebuah area yang dikenal secara informal sebagai "Tree Island". Dulu, lokasi itu hanyalah tanah datar biasa. Kini, sebuah kolam panas baru berdiri di sana, lengkap dengan batu-batu berdiameter sekitar 30 sentimeter yang berserakan di sekitarnya. Batu-batu itu dilapisi lumpur abu-abu terang yang warnanya sama persis dengan dinding kolam baru yang masih muda tersebut.

Semua ini menjadi petunjuk jelas bahwa telah terjadi sebuah ledakan hidrotermal di lokasi tersebut. Fenomena ini memicu perhatian para peneliti untuk menyelidiki lebih lanjut dan memastikan waktu terjadinya ledakan. Untuk itu, mereka memanfaatkan citra satelit guna menelusuri perubahan yang terjadi di area tersebut dari waktu ke waktu.

Berdasarkan hasil pengamatan citra satelit, pada Desember 2024 area itu masih terlihat datar dan tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas mencurigakan. Tidak ada indikasi awal yang menonjol bahwa akan terjadi perubahan geologis besar di wilayah tersebut.

Namun, pada 6 Januari 2025, mulai terlihat lubang kecil yang terbentuk di lokasi itu. Seiring waktu, lubang tersebut berkembang menjadi sebuah kolam berisi air panas yang telah terbentuk sepenuhnya pada 13 Februari 2025. Perubahan ini memperkuat dugaan bahwa ledakan hidrotermal memang telah terjadi di rentang waktu tersebut.

Namun yang aneh, tidak ada alat pendeteksi aktivitas hidrotermal Yellowstone yang menangkap sinyal adanya ledakan besar yang bisa menciptakan kolam ini dalam satu hentakan.

“Jelas, fitur termal baru ini tidak terbentuk dari satu ledakan besar,” tulis Michael Poland, geofisikawan dari USGS, bersama Jeff Hungerford, ahli geologi Yellowstone National Park.

“Sebaliknya, kemungkinan besar fitur ini terbentuk melalui serangkaian peristiwa kecil yang awalnya melemparkan batu, lalu menyemburkan lumpur silika dalam jarak pendek, hingga akhirnya membentuk lubang kecil yang kemudian terisi oleh air kaya silika,” lanjut mereka.

Meski terdengar mengkhawatirkan, ini justru bisa jadi kabar baik. Yellowstone dikenal sebagai salah satu supervolcano paling aktif di dunia, dan itulah alasan mengapa aktivitas panas buminya selalu dipantau ketat.

Ledakan besar bisa berdampak luas, tapi lubang baru ini memberi sinyal bahwa Yellowstone masih tenang dan tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas eksplosif besar dalam waktu dekat. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.