
MALANG (Lentera) - Menjelajah kebudayaan dari 38 provinsi di Indonesia, kini dapat dilakukan lewat permainan monopoli. Dalam pameran seni bertajuk Bangga Indonesia yang diinisiasi oleh Zumenart, sebanyak 60 anak usia 5-17 tahun menampilkan karya seni bertema budaya nusantara. Kemudian dituangkan ke dalam desain permainan monopoli.
"Pameran ini adalah bentuk perhatian kami terhadap pelestarian budaya yang harus diwariskan ke generasi muda. Lewat karya mereka, anak-anak belajar mengenal, mencintai, dan merasa bangga dengan budaya bangsa," ujar Pimpinan Zumenart, Win Fajar Adventa, ditemui saat pembukaan pameran tersebut, Sabtu (26/7/2025).
Dalam proses kreatifnya, setiap anak bebas memilih satu atau lebih budaya dari 38 provinsi di Indonesia untuk divisualisasikan. Dari hasil tersebut, terkumpul 60 karya seni yang terdiri dari 22 lukisan akrilik, 8 karya digital, 12 lukisan dengan teknik goache, dan 18 karya berbahan water color.
Win menyebut, seluruh karya ini telah melalui proses kurasi oleh seniman sekaligus kurator, Agus Kucing.
Di sisi lain, PR Zumenart, Yoga Devian, menjelaskan permainan monopoli dipilih sebagai media karena memiliki banyak atribut visual yang dapat dimanfaatkan untuk menampilkan berbagai karya anak-anak.
"Monopoli itu punya sekitar 40 kotak, ditambah dengan elemen seperti kartu ‘Kesempatan’, ‘Dana Umum’, serta latar belakang papan. Jadi semua karya bisa terakomodasi dalam satu board permainan," terangnya.
Lebih dari sekadar media pamer, permainan ini menjadi sarana pembelajaran tentang keanekaragaman Indonesia. Saat bermain, menurutnya, anak-anak akan melihat hasil karyanya, sekaligus mengenal budaya lain dari teman-temannya.
"Kami berharap anak-anak bisa mengenal budaya sedari kecil, agar mereka bisa mengingat dan melestarikannya di masa depan," tambah Yoga.
Yoga juga menyampaikan, dalam pameran yang akan berlangsung hingga 30 Juli 2025 nanti, anak-anak turut diajak melakukan aksi peduli sosial dengan menyumbangkan 70 persen hasil penjualan karya mereka. Untuk mendukung pelestarian seni budaya lokal, khususnya Topeng Malangan.
"Charity tersebut akan disalurkan kepada Yayasan Asmorobangun, sebuah komunitas yang secara turun-temurun menjaga dan mengembangkan kerajinan serta tari Topeng Malangan," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, turut memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia menilai pameran seni yang menjadi bagian dari rangkaian Tong-Tong Night Market 2025, ini berhasil mengemas nilai edukatif dan sosial dalam satu kegiatan yang melibatkan anak-anak secara aktif.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Widyawati