03 August 2025

Get In Touch

Komisi D DPRD Jatim Soroti Penutupan Jalur Gumitir, Butuh Koordinasi Lintas Instansi dan Kejelasan Informasi

Ketua Komisi D DPRD Jawa Timur, Abdul Halim
Ketua Komisi D DPRD Jawa Timur, Abdul Halim

SURABAYA (Lentera) - Ketua Komisi D DPRD Jawa Timur, Abdul Halim menyoroti penutupan total Jalur Gunung Gumitir yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi sejak 24 Juli 2025, penutupan jalur strategis tersebut dinilai menyebabkan kemacetan parah serta kebingungan di tengah masyarakat akibat kurangnya informasi yang menyeluruh dan terpadu.

“Karena itu adalah akses jalan nasional, maka saya menghimbau agar ada langkah taktis dari Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan Jember, Dinas Perhubungan Jawa Timur, hingga pihak kepolisian dalam rangka mengurai kemacetan akibat penutupan jalur Gumitir ini,” tegas Abdul Halim, Senin (28/7/2025).

Menurut politisi Gerindra ini, kemacetan yang terjadi merupakan konsekuensi dari lemahnya koordinasi antarlembaga serta minimnya sosialisasi kepada pengguna jalan. Ia menilai proyek perbaikan jalan strategis seperti Gumitir harusnya disertai sistem informasi yang terbuka, jelas, dan mudah diakses publik.

“Jika melihat kondisi kemacetan parah ini, bisa dianggap bahwa kurangnya pemberitahuan kepada masyarakat pengguna jalan jadi penyebab utamanya. Makanya perlu kejelasan dan kepastian informasi, supaya menjadi pertimbangan bagi pengguna jalan dan tentu saja menyangkut keselamatan mereka juga,” lanjut Halim.

Ia juga menyoroti tidak layaknya jalur alternatif yang disediakan. Salah satu rute terdekat, yakni Jalur Ijen (Bondowoso-Banyuwangi), turut mengalami kerusakan dan bahkan memakan korban kecelakaan.

“Itu memang repot, sebab jalan alternatif yang terdekat lewat Ijen (Bondowoso-Banyuwangi) juga mengalami kerusakan sehingga tidak bisa dilalui, saya dapat info baru saja terjadi kecelakaan mobil box terguling di Jalur Ijen,” terangnya.

Pilihan rute lain seperti melalui Situbondo-Banyuwangi dinilai tidak efisien karena jaraknya yang jauh. Sementara itu, rute menuju Pelabuhan Ketapang juga mulai mengalami penumpukan akibat pembatasan pasca insiden kapal KMP Tunu beberapa waktu lalu. Hal ini, menurut Halim, menambah beban mobilitas logistik antarwilayah dan antarpulau.

“Saya kira harus dipastikan dengan cepat oleh pihak yang bertanggung jawab, yang melalukan perbaikan jalan Gunung Gumitir agar segera disosialisasikan kepada seluruh pengguna jalan,” pintanya.

Ia juga menegaskan pentingnya memperhatikan kendaraan logistik, mengingat banyak di antaranya membawa barang tidak tahan lama yang rentan mengalami kerugian besar jika terjebak dalam kemacetan panjang.

“Sebab jalur yang menuju ke Banyuwangi dan ke Bali ini dilalui kendaraan logistik antar pulau. Jika itu sudah diketahui, bisa diambil perkiraan apa yang akan dilakukan, cara lain yang tidak menimbulkan kerugian apabila kendaraan itu mengangkut barang yang tidak tahan lama,” pungkasnya.

Reporter: Pradhita/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.