02 August 2025

Get In Touch

Kelahiran Banteng Jawa di Pangandaran Harapan Pelestarian Satwa Langka

Induk Banteng Jawa bernama Uchi dan anaknya yang diberi nama Exploitasia yang lahir di Pusat Reintroduksi Banteng Jawa Pangandaran, Cagar Alam Pananjung, Jawa Barat (Ant)
Induk Banteng Jawa bernama Uchi dan anaknya yang diberi nama Exploitasia yang lahir di Pusat Reintroduksi Banteng Jawa Pangandaran, Cagar Alam Pananjung, Jawa Barat (Ant)

BANDUNG (Lentera) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat menyebutkan kelahiran seekor bayi Banteng Jawa (Bos javanicus javanicus) berjenis kelamin betina di Pusat Reintroduksi Banteng Jawa Pangandaran, Pananjung, pada Minggu (27/7) pukul 06:00 WIB, menjadi harapan baru bagi pelestarian satwa langka nusantara.

BBKSDA Jawa Barat menyebutkan bahwa bayi banteng yang lahir dari induk bernama Uchi, salah satu dari empat individu banteng yang dilepasliarkan Menteri Kehutanan pada 11 Desember 2024 saat meresmikan pusat reintroduksi tersebut.

"Kelahiran ini merupakan yang pertama di pusat reintroduksi dan menjadi bukti keberhasilan pendekatan konservasi semi alami yang kami terapkan," kata Kepala BBKSDA Jabar Agus Arianto di Bandung, Senin(28/7/2025).

Bayi banteng yang lahir ini, diberi nama Exploitasia oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni sebagai simbol semangat eksplorasi dan pelestarian kekayaan hayati Asia, dengan diumumkan langsung oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Satyawan Pudyatmoko yang menyebut kelahiran ini sebagai "tonggak penting dalam konservasi satwa endemik Jawa".

"Semoga Exploitasia tumbuh sehat dan menjadi penguat populasi Banteng Jawa di habitat alaminya," ujar dia.

Pusat reintroduksi ini dibangun untuk mengembalikan populasi Banteng Jawa yang sebelumnya dinyatakan punah di kawasan Cagar Alam Pananjung sejak 2023. Kawasan tersebut kini dihuni oleh dua pasang Banteng Jawa hasil kolaborasi tiga lembaga konservasi: Taman Safari Bogor, Prigen, dan Gianyar. Induk Uchi sendiri berasal dari Taman Safari Bogor.

Mengutip Antara, kawasan reintroduksi seluas lima hektare ini, dijaga sembilan petugas yang memastikan kesejahteraan satwa, mulai dari pemberian pakan, pemantauan kesehatan, hingga pengawasan masa birahi. Konsep semi alami diterapkan agar Banteng dapat beradaptasi secara bertahap sebelum dilepas ke alam liar sepenuhnya.

Program ini melibatkan sinergi berbagai pihak yakni Kementerian Kehutanan, BBKSDA Jawa Barat, Taman Safari Indonesia, Pemerintah Kabupaten Pangandaran, masyarakat lokal, serta dukungan dari sektor swasta seperti PT Star Energy Geothermal Darajat II Limited.

Dengan kelahiran Exploitasia, Indonesia menunjukkan bahwa konservasi tidak lagi sekadar wacana, tetapi aksi nyata yang terukur dan melibatkan banyak pihak. Pangandaran kini bukan hanya destinasi wisata alam, tetapi juga simbol kebangkitan satwa langka yang nyaris hilang dari tanah leluhurnya (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.