04 August 2025

Get In Touch

Wali Kota Malang Rencanakan Akomodir PKL di Hutan Kota Malabar

Suasana akhir pekan di taman hutan kota Malabar, Kecamatan Klojen, Kota Malang. (Santi/Lentera)
Suasana akhir pekan di taman hutan kota Malabar, Kecamatan Klojen, Kota Malang. (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, berencana menata ulang hutan kota Malabar yang terletak di kawasan Oro-oro Dowo, Kecamatan Klojen. Salah satu tujuannya mengakomodasi pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini belum tertampung di area Car Free Day (CFD) di Jalan Ijen.

Wahyu mengatakan, pemanfaatan hutan kota Malabar akan difokuskan pada pagi hari, bersamaan dengan kegiatan CFD yang rutin digelar setiap hari Minggu pagi.

"Penataan (PKL) ini nanti hanya pagi saja, pada saat CFD. Kalau malam, akan kami evaluasi, bisa saja ditutup untuk mengantisipasi kegiatan asusila," ujar Wahyu, dikutip pada Minggu (3/8/2025).

Wahyu menjelaskan, konsep sementara yang tengah dibahas adalah menjadikan taman tersebut sebagai area alternatif bagi para PKL yang tidak mendapat tempat di kawasan utama CFD.

Pedagang akan diizinkan berjualan mulai pukul 06.00 hingga 10.00 WIB, dengan kewajiban menjaga kebersihan area sebelum dan sesudah berjualan.

"Kita perbolehkan PKL yang tidak tertampung di CFD, bisa diarahkan ke sini. Tapi kita tata. Selesai harus bersih. Kan sudah kami sediakan tempat, supaya tidak mengganggu lalu lintas," jelasnya.

Suasana hutan kota Malabar yang teduh dan rindang, dinilainya cocok untuk menunjang aktivitas masyarakat usai olahraga di CFD. Wahyu menyebut, pengunjung yang biasa berolahraga di sekitar Jalan Ijen bisa mampir ke dalam taman, menikmati suasana sambil menikmati sajian kuliner dan minuman dari pedagang yang ada.

Meski demikian, Wahyu juga menyoroti keberadaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah yang berada di sisi taman. Menurutnya, aroma menyengat dari TPS tersebut menjadi perhatian serius dan harus segera dikaji ulang.

"Nanti saya dan Plh Kepala DLH akan kaji lagi keberadaan TPS ini. Akan dilihat dari mana saja sampah yang ditampung. Kalau tetap di sini, kami cari cara agar baunya tidak menyebar. Teknologi seperti di TPA Wisata Kepanjen bisa jadi acuan," ungkap Wahyu.

Menanggapi arahan tersebut, Plh Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Matondang, menyatakan pihaknya akan segera melakukan koordinasi internal untuk merancang penataan yang diperlukan.

Langkah ini termasuk mengusulkan anggaran pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) agar dapat direalisasikan pada tahun 2025. "Akan kami koordinasikan dengan bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk pembenahan. Termasuk kemungkinan penambahan fasilitas umum seperti toilet," terang Raymond.

DLH juga akan meninjau ulang penempatan TPS yang ada saat ini. Menurut Raymond, penataan TPS idealnya terintegrasi dengan pengelolaan sampah dari Pasar Oro-oro Dowo yang berada di dekat lokasi. Agar sistem pembuangan lebih efisien dan tidak menimbulkan tumpukan sampah berlebih.

"Jam masuk dan keluar sampah diatur. Jangan sampai ada penimbunan yang menimbulkan bau. Itu akan kami kaji bersama tim teknis," tambahnya.

Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan kawasan taman, DLH juga akan menugaskan personel polisi taman yang akan melakukan patroli rutin, baik di siang maupun malam hari.

"Jadi ini juga sesuai arahan Pak Wali,  dilakukan untuk memastikan aktivitas di hutan kota Malabar tetap sesuai dengan fungsinya, yakni ruang terbuka hijau yang nyaman dan aman," pungkas Raymond.

Reporter: Santi Wahyu/Editor:Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.