
JAKARTA (Lentera)-Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan akan mengumumkan rencana untuk menguasai Jalur Gaza sepenuhnya.
Laporan media Israel seperti i23NEWS, The Jerusalem Post, Channel 12, dan Ynet dikutip Selasa (5/8/2025) mengungkapkan keputusan Netanyahu ini akan mendorong militer Israel memperluas operasinya di seluruh Gaza, termasuk di wilayah-wilayah tempat sandera Hamas ditahan.
"Keputusan telah dibuat," kata kepala analis politik, Amit Sega, mengutip pejabat senior di lingkaran Netanyahu yang tidak disebutkan namanya saat diwawancara Channel 12, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (5/8/2025).
"Hamas tidak akan membebaskan lebih banyak sandera tanpa menyerah total, dan kami tidak akan menyerah. Jika kami tidak bertindak sekarang, para sandera akan mati kelaparan dan Gaza akan tetap di bawah kendali Hamas," katanya lagi.
Rencana ini mendapat kecaman dari Kementerian Luar Negeri Palestina. Kemlu Palestina menyerukan kepada komunitas internasional untuk segera melakukan intervensi demi mencegah implementasi rencana Israel, baik itu sebagai bentuk tekanan, uji coba untuk mengukur reaksi internasional, atau benar-benar serius.
Laporan ini muncul saat Netanyahu dijadwalkan mengadakan pertemuan kabinet hari ini waktu setempat untuk mendiskusikan langkah selanjutnya bagi militer Israel di Gaza.
Netanyahu menghadapi tekanan internasional yang meningkat, yang menuntut Israel mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk Gaza dan menghentikan perang di tengah meningkatnya jumlah kematian warga Palestina akibat malnutrisi dan serangan Israel.
Tak hanya itu, Netanyahu juga menghadapi tekanan dalam negeri untuk mengamankan pembebasan sandera Hamas yang tersisa dan masih ditahan di Gaza, khususnya setelah dirilisnya video tahanan bernama Rom Braslavski dan Evyatar David yang tampak kurus kering.
Dalam rapat kabinet kemarin, Netanyahu menyatakan tujuan perang di Gaza saat ini di antaranya melenyapkan Hamas dan mengamankan pembebasan sandera yang tersisa.
"Kita harus terus bersatu dan berjuang bersama untuk mencapai seluruh tujuan perang kita: mengalahkan musuh, membebaskan para sandera, dan jaminan bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Israel," kata Netanyahu saat memulai rapat kabinet rutin kemarin.
Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, menuduh AS dan negara-negara Barat lainnya menutup mata terhadap kekejaman Israel. Dia juga mengatakan pemerintahan Netanyahu memikul tanggung jawab penuh atas nyawa para tahanan.
"Karena sikap keras kepala, arogansi, dan menghindari mencapai kesepakatan gencatan senjata, dan eskalasi perang pemusnahan dan kelaparan terhadap rakyat kami," kata Hamdan.
Editor:Widyawati/berbagai sumber