13 August 2025

Get In Touch

Dikpora Trenggalek Tidak Wajibkan Sekolah Ikut Karnaval Perayaan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI

Kepala Dikpora Trenggalek Agoes Setiyono
Kepala Dikpora Trenggalek Agoes Setiyono

TRENGGALEK (Lentera) – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Trenggalek menyatakan keikutsertaan sekolah dan siswa dalam karnaval peringatan Hari Kemerdekaan RI Ke-80 bersifat sukarela atau tidak wajib, namun berharap partisipasi muncul dari kesadaran bersama bukan paksaan.

Kepala Dikpora Trenggalek, Agoes Setiyono menegaskan bahwa karnaval hanya satu dari sekian banyak cara merayakan kemerdekaan.

“Bentuk perayaan itu bisa bermacam-macam. Tidak harus selalu karnaval, yang penting maknanya tetap sampai,” ujarnya, Senin (11/8/2025).

Menurutnya, penanaman nilai kebangsaan bisa dilakukan lewat berbagai aktivitas yang sesuai kapasitas tiap sekolah, seperti perlombaan edukatif, pertandingan olahraga antar-kelas, atau pertunjukan seni berbasis budaya lokal.

“Kegiatan yang sederhana pun bisa menjadi momen kebersamaan dan menumbuhkan rasa cinta tanah air,” tambahnya.

Dikpora juga mengakui bahwa beban biaya dan keterbatasan waktu, sering menjadi alasan beberapa sekolah memilih untuk tidak ikut karnaval. Meski begitu, pihak dinas melihat nilai positif dari kegiatan tersebut, untuk membentuk karakter siswa.

“Melalui karnaval, anak-anak belajar kerja sama, disiplin, dan semangat juang,” jelasnya.

Respons sekolah terkait hal ini beragam, sejumlah sekolah dasar dan menengah memilih menahan diri agar fokus pada agenda pembelajaran dan efisiensi anggaran tapi ada sekolah lain tetap antusias.

Orang tua siswa pun menunjukkan beragam sikap, ada yang mendukung kebebasan pilihan karena khawatir beban biaya, dan ada pula yang menyambut baik kegiatan kreatif karena memberi pengalaman non-akademik bagi anak.

Kondisi ini membuat Dikpora mendorong agar setiap sekolah merancang kegiatan perayaan yang inklusif, serta tidak membebani pihak keluarga. Sebagai tindak lanjut, Dikpora menyatakan akan terus berkoordinasi dengan kepala sekolah dan komite sekolah untuk memberi ruang bagi alternatif perayaan yang lebih sederhana namun bermakna.

“Intinya, perayaan kemerdekaan harus bisa diikuti semua kalangan sesuai kemampuan masing-masing,” pungkasnya.

Reporter: Herlambang/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.