
MALANG (Lentera) - Program studi (prodi) multidisiplin menjadi daya tarik Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya (UB) Malang, pada tahun akademik 2025 mencatatkan tren positif dengan jumlah peminat mencapai 348 mahasiswa baru dari tujuh prodi magister (S2) dan doktor (S3).
Direktur Sekolah Pascasarjana UB, Prof. Dr. Moh. Khusaini, S.E., M.Si., M.A menjelaskan kekhasan institusi ini terletak pada sifat prodi yang multidisiplin, interdisiplin, dan trendisiplin.
"Sekolah Pascasarjana ini kan membawahi prodi yang sifatnya multidisiplin, interdisiplin, dan trendisiplin. Sehingga memang di sini itu walaupun kami selevel fakultas, tetapi tidak memiliki prodi S1 seperti di fakultas lain. Trennya alhamdulillah sangat bagus," ujar Prof. Khusaini, ditemui usai membuka kegiatan Orientasi Pendidikan (Ordik) 2025, Selasa (19/8/2025).
Saat ini terdapat tujuh prodi aktif, yang berada di bawah Sekolah Pascasarjana UB. Untuk jenjang S2, program yang ditawarkan meliputi Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan dan Pembangunan, Kajian Wanita, Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan, serta Wawasan Pertahanan Nasional. Sementara untuk jenjang S3, tersedia Ilmu Ketahanan Nasional, Ilmu Lingkungan, serta Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan.
Menurut Khusaini, tren peningkatan jumlah mahasiswa dipengaruhi oleh semakin luasnya jaringan alumni dan jejaring kerja sama. Selain itu, kesadaran Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun profesional untuk melanjutkan studi di bidang multidisiplin juga semakin tinggi.
"Banyak persoalan bangsa ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu bidang ilmu. Prodi yang ada di sini menawarkan solusi baru, yaitu pendekatan multidisiplin," katanya.
Salah satu contoh, lanjutnya, adalah Prodi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu untuk mencetak alumni dengan kompetensi digital leadership.
"Sekarang ini dibutuhkan kepemimpinan digital yang menekankan kecepatan, ketepatan, dan pengambilan keputusan berbasis data. Banyak mahasiswa kami berasal dari direksi BUMN," jelasnya.
Beberapa prodi di Sekolah Pascasarjana UB juga menjadi unggulan karena relevansinya dengan isu global. Misalnya, Prodi Ilmu Ketahanan Nasional yang tidak hanya menekankan aspek militer, tetapi juga ketahanan sosial, teknologi informasi, siber, dan ekonomi.
Sementara pada bidang lingkungan, menurutnya, Prodi Ilmu Lingkungan menitikberatkan pada pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan green economy.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Ordik sekaligus Ketua Program Studi S3 Ilmu Ketahanan Nasional, Bunga Hidayati, S.E., M.E., Ph.D menyampaikan kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa baru dari tujuh prodi.
"Peserta sekitar 348 mahasiswa, terbagi dalam empat prodi S2 dan tiga prodi S3. Kuliah perdana akan dilaksanakan minggu depan," ujar Bunga.
Dijelaskannya, materi Ordik terbagi dalam empat sesi. Pertama, pengenalan akademik dan kurikulum. Kedua, penjelasan tentang ketahanan jurnal yang menekankan kewaspadaan terhadap jurnal predator.
Ketiga, materi dari Prof. Nur Huda mengenai strategi publikasi jurnal agar mahasiswa bisa lulus tepat waktu. Keempat, penjelasan Wakil Dekan II UB, terkait sistem keuangan dan solusi bagi mahasiswa yang menghadapi kendala registrasi.
Bunga menambahkan, kendala utama mahasiswa biasanya muncul ketika memasuki tahap penulisan disertasi.
"Kalau perkuliahan semester pertama masih aman. Kesulitan biasanya muncul saat disertasi, terutama terkait persyaratan publikasi jurnal Scopus. Itu dirasa berat bagi mahasiswa yang bukan dari kalangan akademisi, misalnya praktisi militer," imbuhnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais