Pemkab Malang pada 2025 Target Panen 4.296.880 Juta Ton Tebu dengan Memperkuat Penyuluh Pertanian

MALANG (Lentera) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menargetkan panen tebu mencapai 4.296.880 juta ton pada tahun 2025. Angka tersebut naik sekitar 84.253 ton atau 2 persen dibandingkan capaian produksi tahun 2024 yang berada di angka 4.212.627 ton.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, Avicenna Medisica, menjelaskan untuk merealisasikan target itu, salah satu strateginya memperkuat peran penyuluh pertanian lapangan (PPL) dalam memberikan pendampingan kepada para petani tebu.
"Ya, target tahun ini artinya ada kenaikan dari hasil produksi di tahun 2024 kemarin. Kalau di 2024, produksinya 4.212.627 ton tebu. Tahun ini kami bidik 84 ribu sekian. Nah untuk meningkatkan itu kami lakukan pendampingan melalui peran PPL," ujar Avicenna, dikutip pada Kamis (21/8/2025).
Selain mengoptimalkan kinerja penyuluh, Avicenna menyebut, Pemkab Malang juga tengah berupaya melakukan perbaikan benih tebu guna meningkatkan produktivitas. Upaya tersebut diharapkan mampu menghasilkan panen yang lebih baik pada musim berikutnya.
Ditambahkannya, DTPHP juga menyiapkan varietas tebu Cening untuk ditanam di lahan pertanian Kabupaten Malang. Varietas ini disebut memiliki produktivitas lebih tinggi dibanding varietas Bululawang (BL) dan Pringu yang selama ini banyak ditanam petani.
"Yang jelas lebih tinggi (Cening). Bisa sampai 180 ton per hektare. Kalau BL dan Pringu itu provitas atau hasilnya 100–120 ton per hektare," jelasnya.
Lebih lanjut, sepanjang tahun 2024 kemarin, realisasi tanam tebu di Kabupaten Malang tercatat seluas 47.016 hektare. Pada 2025, luasan itu diperkirakan meningkat menjadi 48.128 hektare. Dari periode Januari hingga Juni 2025, menurutnya produksi tebu yang sudah dipanen tercatat mencapai 804.706 ton.
"Nanti kan ada panen raya. Ini biasanya berlangsung pada Agustus hingga September, dengan rata-rata hasil sekitar 90 ton per hektare," katanya.
Hasil tebu dari Kabupaten Malang umumnya didistribusikan ke dua pabrik gula, yakni Pabrik Gula (PG) Krebet dan Kebonagung, serta sebagian dikirim ke pabrik gula di daerah lain.
"Estimasi pasokan tebu untuk Kebonagung 25 persen, Krebet 25 persen, dan ada yang dipasok ke pabrik gula di Kabupaten Kediri, Blitar, dan Pasuruan. Harga tebu fluktuatif, kalau tahun lalu tertinggi mencapai Rp130 ribu per kuintal," terangnya.
Sementara itu, Kepala Subseksi Personalia dan Umum PG Kebonagung, Rakhmadi Iffat, menyatakan target produksi pada musim giling tahun ini diproyeksikan setidaknya sama dengan tahun sebelumnya.
"Bisa hasilnya sama dengan tahun lalu, kurang lebih 15 ribu ton," kata Rakhmadi.
Ia menambahkan, hingga pekan ini stok gula yang tersisa di PG Kebonagung diperkirakan masih sekitar 11–12 ribu ton. Stok tersebut nantinya akan didistribusikan ke pasar melalui distributor besar.
"Kami ke distributor besar, ya. Nanti sistemnya mereka yang akan mendistribusikan ke pasar," ucapnya.
Menurut Rakhmadi, tren penjualan gula di pasaran mulai menunjukkan kenaikan setelah sebelumnya mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi itu dipengaruhi oleh ketersediaan gula yang cukup melimpah di pasaran.
"Situasi seperti ini bisa diruntun dari Juli itu sudah terlihat trennya turun, tetapi kalau sekarang sudah mulai merangkak naik," paparnya.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH