
SURABAYA (Lentera) -Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyebutkan, Kampung Pancasila bukan sekadar label, melainkan gerakan terpadu untuk menyelesaikan persoalan sosial di tengah masyarakat. Program ini menyasar isu-isu krusial seperti kemiskinan, pengangguran, hingga stunting.
Menurut Eri, Kampung Pancasila merupakan penyempurnaan dari berbagai program sebelumnya, seperti Green and Clean dan Surabaya Smart City, yang kini dilebur agar lebih terarah.
“Semua program sebelumnya kini dijadikan satu dalam Kampung Pancasila. Tujuannya agar konsolidasi dan pergerakan masyarakat menjadi lebih efektif,” kata Eri, Jumat (22/8/2025).
Ia menjelaskan, Kampung Pancasila di setiap Rukun Warga (RW) berfokus pada empat pilar utama. Pertama pilar lingkungan, yakni membiasakan warga peduli lingkungan, terutama melalui pemilahan sampah.
Kedua, pilar ekonomi dengan tujuan mendorong ekonomi kerakyatan dengan melibatkan pemuda, pelatihan, hingga pembentukan usaha mandiri.
Ketiga pilar kemasyarakatan, yang bertujuan untuk memetakan masalah sosial seperti anak putus sekolah atau stunting untuk segera ditangani.
Keempat pilar sosial budaya, menumbuhkan nilai keguyuban, gotong royong, dan kepedulian sosial berbasis agama dan budaya.
Sebagai penguat pilar ekonomi, Eri memperkenalkan Koperasi Merah Putih yang dikelola pemuda kampung. Koperasi ini berperan membiayai warga kurang mampu agar dapat membuka usaha, seperti toko sembako, dengan suplai barang dari koperasi.
“Jika ada warga yang ingin buka toko, Koperasi Merah Putih akan membiayainya. Dengan begitu, warga bisa mandiri dan mendapat keuntungan. Ini cara kami memutus rantai kemiskinan,” jelas Eri.
Ia juga menekankan, keberhasilan Kampung Pancasila sangat bergantung pada keguyuban warga. Pemerintah hadir sebagai fasilitator, sementara masyarakat diharapkan aktif bergotong royong.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa peran warga. Jika ada tetangga yang kesulitan, laporkan. Kepedulian ini bagian dari amal ibadah, yang menjadi landasan sila pertama Pancasila,” pungkasnya.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH