03 September 2025

Get In Touch

Ketua PHRI Sebut Okupansi Hotel Kini Tinggal 10 Persen

Ketua PHRI Kota Malang, Agoes Basoeki. (Santi/Lentera)
Ketua PHRI Kota Malang, Agoes Basoeki. (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Situasi tidak kondusif dalam beberapa hari terakhir berimbas terhadap sektor perhotelan dan restoran di Kota Malang. Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki, mengungkapkan tingkat keterisian kamar hotel yang biasanya mencapai 40–70 bahkan 80 persen, kini hanya tinggal sekitar 10 persen.

"Yang jelas, dari kejadian beberapa hari ini, menurut laporan dari teman-teman omzetnya jadi menurun, hancur,” kata Agoes, Senin (1/9/2025).

Ditambahkannya, beberapa hotel yang berada di pusat Kota Malang merasakan dampak paling nyata. Tingkat keterisian yang pada hari biasa relatif tinggi, kini jauh merosot hingga hanya tersisa sebagian kecil.

"Beberapa hotel yang ada di tengah kota biasanya juga full terus, sekarang tinggal 10 persen keterisiannya mulai dengan hari ini," jelasnya.

Menurut Agoes, suasana mencekam membuat sejumlah pelaku usaha hotel dan restoran juga memilih menutup sementara kegiatan. Meski begitu, PHRI mengimbau agar tetap beroperasi seperti biasa karena rencana aksi demonstrasi bukan ditujukan kepada sektor usaha tersebut.

Dikatakannya, aparat keamanan juga telah bersiaga di sejumlah titik untuk mengantisipasi kerawanan. Karena itu, PHRI menekankan agar operasional usaha tetap berjalan.

"Sehingga memang banyak pengusaha memilih tutup sementara, tapi kami dari PHRI sarankan untuk tetap jalan dan beroperasi seperti biasa. Sebab, sasarannya kan bukan kita melainkan DPR. Dan sepertinya aparat dan pemerintah sudah mengantisipasi," terangnya.

Selain keterisian kamar yang anjlok, banyak kegiatan di hotel juga dibatalkan, termasuk agenda dari instansi pemerintahan. Hal ini semakin menekan pendapatan pelaku usaha.

"Kemarin weekend tamu masih menginap, acara masih jalan, tapi mulai hari ini ada info dari beberapa hotel, banyak tamu dari pemerintahan yang membatalkan kegiatan meeting," tutur Agoes.

Dampak kondisi ini juga dirasakan sektor pariwisata secara umum. Sejumlah wisatawan, menurut laporan PHRI, menunda atau membatalkan kunjungan mereka ke Kota Malang karena mempertimbangkan faktor kenyamanan dan keamanan.

"Memang kan pariwisata, khususnya hotel dan resto kan memerlukan suasana yang kondusif. Jika ada sedikit permasalahan yang membuat mereka kurang nyaman dan aman tentu berdampak," tambahnya.

PHRI Kota Malang berharap situasi segera pulih. Agoes mengajak seluruh pihak, termasuk masyarakat dan mahasiswa, untuk menjaga kondusivitas kota demi mendukung keberlangsungan sektor pariwisata.

Untuk diketahui, pada Jumat malam (29/8/2025) hingga Sabtu dini hari (30/8/2025), terjadi kericuhan pasca aksi demonstrasi di depan Mako Polresta Malang Kota. Dari 16 pos polisi yang ada, sekitar 13 mengalami kerusakan, termasuk tiga pos yang dibakar massa.

Hingga pukul 14.03 WIB, aparat gabungan dari kepolisian, TNI, BPBD, hingga tenaga kesehatan telah bersiaga di sekitar Balai Kota Malang untuk mengantisipasi potensi kerawanan saat rencana aksi demonstrasi yang digelar hari ini.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.