09 September 2025

Get In Touch

Indonesia - Tiongkok Diwaspadai Amerika

Presiden RI Prabowo Subianto (kiri), Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Cina Xi Jinping (tengah), pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev saat menghadiri peringatan 80 tahun kemenangan Cina melawat penjajah Jepa
Presiden RI Prabowo Subianto (kiri), Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Cina Xi Jinping (tengah), pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev saat menghadiri peringatan 80 tahun kemenangan Cina melawat penjajah Jepa

‎OPINI (Lentera) -Kehadiran Presiden Prabowo pada parade militer Tiongkok,  dalam rangka 80 tahun kemenangan melawan China (3/9/2025) mendapat sorotan internasional. 

‎Presiden Amerika Serikat Trump menuduh presiden Rusia Vladimir Putin, ‎Presiden China Xi Jinping pemimpin Korea Utara Kim Jong Un "berkonspirasi melawan Amerika Serikat". 

‎Pada foto bersama itu Presiden  Prabowo saling ber-sebelahan dengan tiga pimpinan negara yang hadir pada upacara militer di China itu. 

‎Meski tidak disebut secara gamblang. Tapi public internasional sudah dapat mengartikan kemesraan Indonesia-Tiongkok mulai diwaspadai Amerika Serikat. 

‎Kunjungan Prabowo ke China sekaligus melakukan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping. Suatu pertemuan diplomatik dengan komitmen "memperdalam kemitraan strategis di berbagai sektor"

‎Dalam kesempatan pertemuan dua kepala negara itu dibahas tentang rencana pembelian Jet tempur J - 10 buatan China dan proyek Giant Sea Wall sepanjang pantai utara Jawa. 

‎Kemungkian besar Prabowo juga membicarakan kerjasama keamanan di laut China selatan  yang terus menjadi sengketa. 

‎Beberapa kekayaan laut China Selatan yang menjadi rebutan adalah cadangan minyak mentah yang belum dieksplorasi diperkirakan mencapai 11 miliar barel dan  cadangan gas alam mencapai 190 triliun kaki kubik. 
‎‎
‎Pasar modal tetap wait and see

‎Isu-isu global terkait Indonesia  turut mempengaruhi pergerakan rupiah. ‎Pertemuan kepala-kepala negara tersebut merupakan faktor fundamental external. 

‎Pun juga konstelasi faktor fundamental domestik seperti terjadinya demontrasi sepekan kemarin membuat pasar modal wait and see.

‎Tekanan domestik masih dipengaruhi protes kelas menengah dan risiko fiskal, termasuk peringatan Fitch Ratings. 

‎Sebagaimana dikutip Reuters, Fitch Ratings memperingatkan bahwa kerusuhan demontrasi bisa menekan profil kredit Indonesia di mata internasional. 

‎Meski protes mereda dampaknya tetap bergema. Artinya bahwa internasional public trust terhadap stabilitas investasi di Indonesia dapat berkurang. 

‎Sementara itu rupiah konsolidasi di kisaran Rp.16.450 - Rp. 16.500/USD. 

‎‎Situasi di Jakarta

‎Jakarta mulai pulih. Kepanikan pun mulai reda. Seperti biasa, kemacetan menyumbat ruas-ruas jalan dan waktu. 

‎Aktivitas Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR RI sudah bisa dilakukan. Beberapa kerusakan akibat demo juga sudah rapi kembali. 

‎Beberapa pos Polisi yang di bakar satu per satu dibangkitkan, walau tidak semuanya karena masih ada yang di balut dengan kain putih. 

‎Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyebut anggaran yang dibutuhkan untuk merenovasi berbagai fasilitas publik yang rusak akibat demo di sejumlah wilayah Indonesia hampir mencapai Rp 900 miliar. 

‎Waktu perbaikannya membutuhkan sekitar enam bulan

Penulis: M.Rohanudin, praktisi penyiaran|Editor: Arifin BH

Share:

Punya insight tentang peristiwa terkini?

Jadikan tulisan Anda inspirasi untuk yang lain!
Klik disini untuk memulai!

Mulai Menulis
Lentera Today.
Lentera Today.