
MALANG (Lentera) - Harga sejumlah bahan pangan di pasar tradisional Kota Malang terpantau naik dalam dua pekan terakhir. Menanggapi kondisi tersebut, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyatakan pihaknya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan melakukan pemantauan di pasar-pasar.
"Memang terkait daging sudah kami pantau apa permasalahannya. Kami juga cek ke peternakannya, apakah ada rantai pasokan yang bermasalah, akan kami lihat. Minggu depan insyaallah akan kami cek," kata Wahyu.
Ia menegaskan, pemerintah akan terus melakukan pemantauan dari tingkat pedagang hingga peternak. Jika ditemukan permasalahan distribusi, Pemkot Malang akan mendorong kerja sama antar daerah (KAD) untuk menekan harga pangan. "Kalau ada permasalahan, kami akan kerja sama antar daerah supaya harga lebih murah lalu kita jual di sini," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar, harga sejumlah bahan pangan cenderung naik. Salah satu pedagang sembako di Pasar Dinoyo, Wati, menyebut harga beras medium saat ini terpantau masih tinggi. Beras medium yang biasanya dijual Rp69 ribu hingga Rp70 ribu per kemasan 5 kilogram, kini mencapai Rp78 ribu hingga Rp80 ribu.
Wati juga menjelaskan, dirinya mendapatkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari distributor dengan harga kulakan Rp57 ribu per 5 kilogram. "Sebelumnya Rp56.500, kemudian saya jual ke pembeli Rp60 ribu," ujarnya, Sabtu (13/9/2025).
Sementara itu, pedagang ayam di pasar yang sama, Hakim, mengungkapkan harga daging ayam ras juga mengalami kenaikan sejak awal September lalu. Dari kisaran Rp37 ribu per kilogram, saat ini menurutnya, harga daging ayam sudah mencapai Rp38 ribu. "Saya kan dikirimi, katanya stoknya memang terbatas. Tapi mulai naik sudah dari sebelum Maulid, setelah itu tambah naik," kata Dewi.
Kondisi serupa juga terlihat di Pasar Tawangmangu, Kota Malang. Masiten, pedagang ayam di pasar tersebut, mengatakan harga ayam ras kini berada di kisaran Rp37 ribu hingga Rp38 ribu per kilogram. Menurutnya, kenaikan harga terjadi secara bertahap. "Tiap hari naik, Rp1.000, Rp1.000, gitu. (Kenaikan harga) mulai awal bulan ini. Kadang sehari sudah mulai turun lagi. Tapi biasanya gak pasti, naik lagi," terangnya.
Meski begitu, Masiten mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab kenaikan harga tersebut. Ia hanya menyebut harga kulakan dari distributor atau peternak sudah lebih tinggi Rp2.000 hingga Rp3.000 per kilogram.
Sementara itu, berdasarkan data dari laman Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, sejumlah bahan pokok di pasar-pasar Kota Malang juga menunjukkan kenaikan harga. Per Sabtu (13/9/2025) pukul 09.33 WIB, beras medium tercatat naik dari Rp12.983 menjadi Rp13.333 per kilogram. Minyak goreng kemasan premium naik dari Rp20.136 menjadi Rp20.500 per liter. Harga telur ayam mengalami kenaikan tipis dari Rp26.250 menjadi Rp26.500 per kilogram. Sedangkan, harga daging ayam justru tercatat turun dari Rp37 ribu menjadi Rp35.250 per kilogram. (*)
Reporter: Santi Wahyu
Editor : Lutfiyu Handi