
SURABAYA (Lentera) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menetapkan status siaga di 38 kabupaten/kota untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diprediksi melanda wilayah tersebut.
Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya BPBD Jatim, Sriyono, menjelaskan keputusan ini diambil sebagai tindak lanjut atas peringatan dari BMKG Juanda yang memprediksi cuaca ekstrem akan melanda sedikitnya 22 daerah di Jatim.
“Karena ramalan bisa berubah, kami memperluas kesiapsiagaan hingga 38 kabupaten/kota. Semua kepala BPBD daerah sudah kami instruksikan untuk siaga,” ujar Sriyono, dikutip Minggu (14/9/2025).
BPBD Jatim memastikan seluruh perlengkapan dan logistik sudah didistribusikan ke daerah, mulai dari tenda, perahu karet, hingga kebutuhan pangan darurat. Petugas BPBD di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota juga disiagakan 24 jam penuh.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem hingga 17 September 2025 berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es.
Fenomena ini dipengaruhi oleh gangguan atmosfer, di antaranya Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta low frequency yang memicu peningkatan intensitas hujan.
Beberapa wilayah yang masuk kategori rawan bencana antara lain Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.
Sriyono mengingatkan masyarakat yang tinggal di daerah dengan topografi curam, bergunung, maupun dekat aliran sungai agar lebih waspada terhadap ancaman banjir, longsor, jalan licin, pohon tumbang, hingga berkurangnya jarak pandang.
Editor:Widyawati/berbagai sumber