
NAGEKEO (Lentera) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 3 orang masih hilang akibat banjir bandang di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Upaya pencarian korban hilang masih dilakukan hingga hari Minggu (14/9/2025) dengan fokus pencarian di sepanjang sungai Desa Sawu hingga ke muara.
"Sementara korban meninggal dunia sebanyak 5 jiwa dan korban luka-luka sebanyak 3 orang. Sebanyak 93 rumah warga hanyut akibat banjir bandang. Desa Sawu merupakan desa terparah yang terdampak banjir bandang dengan jumlah rumah hanyut sebanyak 53 unit," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (14/9/2025).
Kendala utama dalam proses pencarian korban hilang ini adalah terputusnya saluran komunikasi. Kendala lain adalah sulitnya akses menuju lokasi kejadian yang memperlambat penanganan darurat. Hingga kini, sudah ada dua ruas jalan yang dilakukan penanganan pascabanjir bandang.
"Masih terdapat 3 titik ruas jalan yang akan diperbaiki. Bupati Kabupaten Nagekeo telah menetapkan Status Tanggap Darurat bencana cuaca ekstrem di Kabupaten Nagekeo terhitung sejak tanggal 9 September hingga 30 September 2025," lanjut Muhari.
Dia juga menyampaikan bahwa musim hujan diprediksi akan datang lebih awal dari kondisi normal. Pada periode 8–10 September, sejumlah wilayah di Indonesia masih mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Di beberapa daerah, curah hujan bahkan mencapai kategori lebat hingga ekstrem.
BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan akan bahaya bencana hidrometeorologi basah yang bisa terjadi kapan saja.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber