04 October 2025

Get In Touch

China Kembangkan Nanozyme Canggih untuk Lawan Kanker

Sejumlah ilmuwan dari Shenzhen Institutes of Advanced Technology (SIAT) di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China membahas perkembangan eksperimen mereka di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China, pada 22 Februari 2025. (Foto: Xinhua)
Sejumlah ilmuwan dari Shenzhen Institutes of Advanced Technology (SIAT) di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China membahas perkembangan eksperimen mereka di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China, pada 22 Februari 2025. (Foto: Xinhua)

SURABAYA (Lentera) - Dalam dunia kedokteran modern, imunoterapi menjadi salah satu harapan besar dalam melawan kanker. Terapi ini bekerja dengan cara memanfaatkan sistem kekebalan tubuh pasien untuk mengenali serta menghancurkan sel-sel kanker. Namun, efektivitas imunoterapi sering kali terhambat oleh kemampuan luar biasa sel kanker dalam menyamarkan diri. 

Sel kanker biasanya hanya menampilkan sedikit sinyal alami di permukaannya, sehingga sulit dideteksi oleh sistem imun. Inilah yang membuat para peneliti terus mencari teknologi baru agar sel imun dapat lebih efektif menyerang tumor.

Untuk mengidentifikasi sel kanker dengan akurat, tim peneliti yang dipimpin oleh Han Shuo dari Pusat Keunggulan Ilmu Sel Molekuler di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) telah menerapkan teknologi pelabelan proksimitas dari penelitian biologi kimia untuk pengobatan penyakit.

Menjawab tantangan tersebut, tim peneliti yang dipimpin oleh Han Shuo dari Pusat Keunggulan Ilmu Sel Molekuler, Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS) berhasil menemukan terobosan. Mereka mengadopsi teknologi pelabelan proksimitas yang sebelumnya digunakan dalam penelitian biologi kimia, lalu menerapkannya ke bidang pengobatan kanker. 

Hasilnya adalah pengembangan nanozyme rekayasa, sebuah partikel cerdas berukuran nano yang dijuluki sebagai “robot penanda nano.” Alat ini mampu merespons cahaya merah tua atau gelombang ultrasonografi untuk secara akurat menandai sel kanker.

Nanozyme mampu membawa antibodi atau ligan khusus yang berfungsi mengenali sel kanker secara selektif, lalu beredar melalui sirkulasi darah hingga menemukan targetnya. Setelah menempel, partikel ini berkembang pada permukaan sel kanker, sehingga memudahkan proses identifikasi dan memungkinkan sistem imun menyerang dengan lebih tepat tanpa merusak sel sehat di sekitarnya.

Dengan bantuan instruksi berupa cahaya merah tua atau gelombang ultrasonografi, nanozyme mampu menandai sel kanker secara jelas, sehingga sel-sel berbahaya tersebut berubah menjadi target yang mudah dikenali dan diserang oleh sistem imun maupun terapi medis dengan tingkat presisi yang lebih tinggi.

Dalam eksperimen yang dilakukan, para peneliti menyuntikkan molekul BiTE khusus ke dalam tubuh tikus, yang tidak hanya berfungsi untuk mengenali dan mengikat target sel kanker, tetapi juga mampu mengaktifkan sel T sistem imun sehingga lebih agresif dalam menyerang serta menghancurkan sel-sel kanker yang terdeteksi.

"Sistem penanda ini juga dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan untuk membentuk memori jangka panjang, seolah-olah 'vaksin tumor' telah disuntikkan ke dalam tubuh," kata Han.

Studi ini telah menunjukkan efek terapeutik yang baik pada model tumor tikus eksperimental dan sampel tumor klinis in vitro. Menurut Han, studi ini diharapkan dapat membuka jalan baru untuk pengembangan imunoterapi generasi berikutnya yang lebih pintar dan efisien.

Studi tersebut diterbitkan secara daring pada Rabu (10/9/2025) dalam jurnal Nature. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.