26 September 2025

Get In Touch

Gandeng Maskapai Fly Jaya, Bandara Notohadinegoro Jember Kembali Beroperasi. Bupati Jember: Diharapkan Bisa Dongkrak Kemajuan Ekonomi

Nampak pesawat milik maskapai Fly Jaya jenis ATR saat mendarat di Bandara Notohadinegoro Jember setelah terbang dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Selanjutnya pesawat tersebut mengangkut penumpang dari Jember tujuan Jakarta. (foto:ist)
Nampak pesawat milik maskapai Fly Jaya jenis ATR saat mendarat di Bandara Notohadinegoro Jember setelah terbang dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Selanjutnya pesawat tersebut mengangkut penumpang dari Jember tujuan Jakarta. (foto:ist)

JEMBER (Lentera) - Setelah sempat vakum beberapa tahun, akhirnya Bandara Notohadinegoro Jember dengan penerbangan perdana maskapai Fly Jaya rute Jember–Jakarta resmi beroperasi secara komersial, Selasa (23/9/2025). Penerbangan dijadwalkan tiap hari Selasa dan Kamis dipatok harga tiket Rp 1,3 juta per penumpang. 

Bupati Jember Muhammad Fawait, mengatakan, reaktivasi Bandara Notohadinegoro diharapkan bisa memberi dampak luas, terutama dalam mengurangi angka kemiskinan di wilayahnya. “Kami berharap, reaktivasi bandara ini bisa memajukan sektor ekonomi, pariwisata, dan bertambahnya investor yang masuk ke Jember. Tujuannya ialah untuk pengentasan kemiskinan di Jember,” kata Bupati Jember Gus Fawait.

Dia menambahkan, penerbangan perdana ini bukan sekadar peresmian jalur udara, melainkan bagian dari langkah strategis Pemkab untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Oleh karena itu, saya serahkan kepada masyarakat Jember. Semoga penerbangan ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Penerbangan perdana Fly Jaya tersebut melayani rute langsung Jember–Jakarta melalui Bandara Halim Perdanakusuma. Tarif tiket dipatok mulai Rp1,3 juta, yang disebut Gus Fawait sebagai harga paling terjangkau untuk rute tersebut.

Dia juga menyinggung soal keterbatasan infrastruktur di Jember yang belum memiliki akses jalan tol maupun pelabuhan, oleh karena itu keberadaan bandara menjadi solusi mobilitas.

“Ini merupakan permintaan dari berbagai pihak, termasuk perusahaan. Kalau melalui jalur darat, membutuhkan waktu lama dari Jakarta ke Jember,” tambahnya.

Meski begitu, Gus Fawait tak menutup mata bahwa Bandara Notohadinegoro masih perlu banyak pembenahan, mulai dari fasilitas hingga sarana pendukung lainnya.

“Setiap kritik yang masuk kami anggap sebagai dukungan untuk mewujudkan penerbangan yang akan menjadi bagian penting sejarah Kabupaten Jember,” pungkasnya.

Dalam penerbangan perdana itu jumlah penumpang dari Jakarta menuju Jember dan dari Jember ke Jakarta, rata-rata jumlah penumpang mencapai 50 kursi dari 70 kursi yang tersedia.

Sementara Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jember Abdul Kholik menyampaikan apresiasi positif dan rasa syukur atas terealisasinya penerbangan reguler komersial itu. Menurutnya kehadiran rute ini merupakan jawaban atas impian panjang para pelaku usaha di Jember.

“Kami mewakili para pengusaha Jember tentu sangat bergembira dengan adanya penerbangan ini. Sejak lima tahun lalu, kami sudah mengharapkan penerbangan langsung ke Jakarta. Alhamdulillah sekarang benar-benar terwujud, meskipun perjalanannya sempat terseok-seok,” ujar Kholik.(ads)

Reporter: Moko

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.