
JAKARTA (Lentera) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menawarkan proposal yang memuat 21 poin soal penyelesaian konflik Israel-Palestina di Gaza dalam pertemuan dengan para pemimpin negara Muslim pada Selasa lalu. Media Israel beberkan isinya.
The Times of Israel mengutip salinan dokumen yang dikonfirmasi dua sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan dokumen itu juga berisi klausul-klausul yang menjadi pokok berbagai proposal yang disusun para pemangku kepentingan dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam poin-poin yang telah diparafrasekan sesuai permintaan sumber, rencana Trump itu melibatkan persetujuan Israel dan Hamas, menjadikan Gaza sebagai zona bebas teror dan dibangun kembali untuk kepentingan rakyat.
Dokumen itu juga memuat penarikan pasukan militer Israel dari Jalur Gaza, pemulangan sandera, pembebasan tahanan, dan jaminan keamanan. Rakyat Palestina diberikan kebebasan untuk pergi atau tetap tinggal di Jalur Gaza.
Dalam rencana tersebut, Israel harus angkat kaki dari Gaza dan menyerahkan wilayah yang ia duduki. Begitu pun Hamas, ia tidak akan diberi kewenangan atas wilayah itu.
Konsekuensi atas penolakan rencana juga dibahas dalam dokumen itu. Berikut isi 21 poin selengkapnya seperti dinarasikan The Times of Israel.
Isi 21 Poin Rencana Trump untuk Gaza
1. Gaza akan jadi zona deradikalisasi, bebas teror yang tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangganya.
2. Gaza akan dibangun kembali untuk kepentingan rakyatnya.
3. Jika Israel dan Hamas menyetujui usulan tersebut, perang akan segera berakhir, dengan IDF menghentikan semua operasi dan menarik diri dari Jalur Gaza secara bertahap.
4. Dalam waktu 48 jam setelah Israel secara terbuka menerima kesepakatan tersebut, semua sandera yang hidup dan yang meninggal akan dikembalikan.
5. Setelah pemulangan sandera, Israel akan membebaskan ratusan tahanan keamanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan lebih dari 1.000 warga Gaza yang ditangkap sejak awal perang serta ratusan jenazah warga Palestina.
6. Setelah pemulangan sandera, anggota Hamas yang berkomitmen hidup berdampingan secara damai akan diberi amnesti, sementara anggota yang ingin meninggalkan Jalur Gaza akan diberikan perjalanan aman ke negara penerima.
7. Setelah kesepakatan tercapai, bantuan akan mengalir deras ke Jalur Gaza. Patokan jumlah sesuai kesepakatan pada Januari 2025.
8. Distribusi bantuan dilakukan oleh PBB dan Bulan Sabit Merah bersama organisasi internasional lain yang tidak terkait dengan Israel maupun Hamas.
9. Gaza akan dikelola oleh pemerintahan sementara dan transisi terdiri dari para teknokrat Palestina yang akan bertanggung jawab menyediakan layanan sehari-hari bagi rakyat di Jalur Gaza. Komite akan diawasi badan internasional baru yang dibentuk AS melalui konsultasi dengan mitra-mitra Arab dan Eropa.
10. Rencana ekonomi akan disusun untuk membangun kembali Gaza. Ini akan melibatkan para ahli yang berpengalaman dalam pembangunan kota-kota modern di Timur Tengah dan lewat pertimbangan yang bertujuan menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja.
11. Zona ekonomi akan dibentuk, dengan tarif dan tingkat akses yang dikurangi akan dinegosiasikan oleh negara-negara peserta.
12. Tidak seorang pun akan dipaksa meninggalkan Gaza, tetapi mereka yang memilih pergi akan diizinkan kembali. Warga Gaza didorong tetap tinggal dan diberi kesempatan membangun masa depan lebih baik.
13. Hamas tidak akan memiliki peran apa pun dalam pemerintahan Gaza. Akan ada komitmen penghancuran infrastruktur militernya, termasuk terowongan. Para pemimpin baru Gaza akan berkomitmen hidup berdampingan secara damai dengan negara tetangganya.
14. Jaminan keamanan akan diberikan mitra regional guna memastikan Hamas dan faksi Gaza lainnya mematuhi kewajiban mereka dan Gaza berhenti menjadi ancaman Israel atau rakyatnya sendiri.
15. AS akan bekerja sama dengan mitra Arab dan internasional lainnya untuk membentuk pasukan stabilisasi internasional sementara. Pasukan ini akan dikerahkan di Gaza untuk mengawasi keamanan di jalur tersebut.
16. Israel tidak akan menduduki atau mencaplok Gaza dan IDF akan secara bertahap menyerahkan wilayah yang saat ini didudukinya karena pasukan keamanan pengganti membangun kendali dan stabilitas di Jalur Gaza.
17. Jika Hamas menunda atau menolak usulan itu, poin-poin di atas akan dilanjutkan di wilayah bebas teror, yang secara bertahap akan diserahkan IDF kepada pasukan stabilitas internasional.
18. Israel setuju untuk tidak melakukan serangan di Qatar pada masa yang akan datang. AS dan komunitas internasional mengakui peran penting Doha sebagai mediator dalam konflik Gaza.
19. Akan dibentuk sebuah proses deradikalisasi penduduk. Ini mencakup dialog antaragama yang bertujuan mengubah pola pikir dan narasi Israel dan Gaza.
20. Ketika pembangunan kembali Gaza telah maju dan program reformasi PA telah dilaksanakan, kondisi mungkin akan tersedia untuk jalur yang kredibel menuju negara Palestina, yang diakui sebagai aspirasi rakyat Palestina.
21. AS akan membangun dialog antara Israel dan Palestina untuk menyepakati cakrawala politik bagi koeksistensi damai.
Pertemuan Trump dan para pemimpin negara Muslim digelar di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Banga (PBB) di New York, Selasa (23/9/2025) waktu setempat. Para pemimpin dan pejabat tinggi negara Muslim yang hadir berasal dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Mesir, Yordania, Turki, Indonesia, dan Pakistan.
Pertemuan berlangsung tertutup. Trump, pada awal pertemuan, mengatakan kepada wartawan akan mengakhiri perang di Gaza. Ia menyebut pertemuan hari itu adalah "pertemuan paling penting" baginya.
Selain bertemu dengan pemimpin negara Muslim, Trump akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dilansir Reuters, pertemuan Trump dan Netanyahu dijadwalkan pada Senin (29/9/2025) besok.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber