02 October 2025

Get In Touch

Korban Musala Ponpes di Sidoarjo Ambruk, 1 Meninggal Dunia dan 78 Terluka

Salah satu santri korban ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo mendapat pertolongan warga dan petugas. (foto:ist/CNN Indonesia/Ant)
Salah satu santri korban ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo mendapat pertolongan warga dan petugas. (foto:ist/CNN Indonesia/Ant)

SIDOARJO (Lentera) - Korban ambruknya bangunan musala di asrama Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9/2025) sore mencapai puluhan santri.

Banyak korban luka, akibat tertimbun reruntuhan bangunan. Kabid Humas Polda Jatim, Jules Abraham Abast menyebut ada satu korban meninggal dunia dan 78 lainnya menjalani perawatan medis.

"Sejauh ini kami melakukan pendataan. Dari data yang ada, kami temukan kurang lebih 79 korban. 79 korban itu terbagi di dua rumah sakit, RS Siti Hajar ada 45 korban, kemudian RSUD Sidoarjo ada 34," kata Jules kepada wartawan mengutip CNN Indonesia, Senin (29/9.2025) malam.

"Kami dapat informasi di RS Hajar yang 45, satu orang korban itu meninggal dunia dan saat ini dilakukan proses administrasi dan pemulangan (jenazah)," imbuhnya.

Sebelumnya, salah Satu Pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, KH Abdus Salam Mujib mengatakan musala ambruk di ponpesnya masih dalam tahap pembangunan, dan proses pengecoran atap, pada Senin (29/9/2025) pagi.

Mujib mengatakan, pengecoran itu dilakukan di lantai paling atas bangunan atau tepatnya bangunan atap dan bagian itu lah yang jebol.

"Ini pengacoran yang terakhir saja. Itu jebol. Ya hanya itu," kata Mujib.

Meski dalam proses pembangunan, dia mengaku musala itu sudah difungsikan untuk salat berjemaah. Tapi dia tak mengetahui berapa santri yang saat itu berada di musala.

"Ya, mestinya semua (santri salat). Cuman kan waktu ashar itu kan banyak yang istirahat. Banyak yang masih kegiatan keluar musala itu tadi," ujarnya.

Ia pun menduga, ambruknya musala itu karena penopang bangunan tak kuat menahan material pengecoran.

"Sepertinya penopang cor itu tidak kuat. Jadi seperti menopang ke bawah," katanya.

Sebelumnya, salah seorang korban selamat, Muhammad Rijalul Qoib (13), santri asal Sampang, Pulau Madura mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu, katanya, ratusan santri sedang mengikuti salat asar berjemaah.

"Banyak (orang) ratusan saat itu, saya ikut salat juga," kata Rijalul ditemui CNN Indonesia di lokasi.

Di tengah salat, Rijalul kemudian mendengar suara bangunan musala yang retak dari arah atas. Dia mengatakan bangunan musala ini sendiri terdiri dari tiga lantai, dan masih dalam proses pembangunan.

"Dengar suara seperti material jatuh retak-retak tambah lama tambah keras akhirnya jatuh [ambruk]," ucap Rijalul.

Rijalul menyebutkan, musala yang ambruk itu masih dalam proses pembangunan. Gedung ini rencananya akan terdiri dari tiga lantai.

Meski masih dalam proses pembangunan, musala ini ternyata sudah difungsikan untuk kegiatan santri, seperti salat berjamaah, dan mengaji.

 

Editor: Arief Sukaputra

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.