09 October 2025

Get In Touch

Mahasiswa Desak DPRD Ponorogo Usut Skandal Perselingkuhan Anggota Dewan

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Peduli Demokrasi berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Ponorogo, menuntut penuntasan kasus dugaan perselingkuhan yang melibatkan anggota dewan, Selasa (7/10/2025).
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Peduli Demokrasi berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Ponorogo, menuntut penuntasan kasus dugaan perselingkuhan yang melibatkan anggota dewan, Selasa (7/10/2025).

PONOROGO (Lentera) -Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Peduli Demokrasi menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Kabupaten Ponorogo, Selasa (7/10/2025). Mereka menuntut kejelasan atas dugaan skandal perselingkuhan yang menyeret salah satu anggota dewan dari Fraksi PDI Perjuangan dengan seorang pengusaha.

Aksi berlangsung tertib namun penuh tekanan moral. Massa membawa poster bertuliskan tuntutan agar DPRD bersih dari perilaku pribadi yang dianggap mencoreng martabat lembaga.

“Kami tidak ingin lembaga wakil rakyat tercoreng oleh perilaku pribadi yang tidak pantas. Jika terbukti, anggota dewan tersebut harus mundur dan meminta maaf kepada masyarakat Ponorogo,” tegas Hamdani, koordinator aksi, saat berorasi.

Menurut Hamdani, laporan dugaan perselingkuhan itu berawal dari pengaduan seorang istri warga Surabaya yang mencurigai suaminya menjalin hubungan terlarang dengan oknum anggota DPRD Ponorogo. Massa meminta Badan Kehormatan (BK) DPRD segera menindaklanjuti laporan tersebut secara transparan.

Menanggapi hal itu, Ketua BK DPRD Ponorogo, Mashudi, membenarkan bahwa laporan telah diterima pihaknya. “Kami sudah melakukan rapat internal dan meminta pelapor melengkapi berkas, termasuk identitas dan saksi. Setelah diperbaiki, laporan sudah kami teruskan ke pimpinan dewan,” ujarnya.

Mashudi menambahkan, pihaknya telah dua kali memanggil pelapor namun belum mendapat respons. “Kami akan melakukan pemanggilan ketiga pada 9 Oktober 2025. Bila tetap tidak hadir, kami akan lanjutkan dengan memanggil terlapor,” jelasnya.

Sementara itu, anggota BK DPRD Ponorogo, Siswandi, memastikan proses pemeriksaan akan tetap berjalan sesuai mekanisme. “Kami lembaga resmi, semua keputusan harus melalui tahapan yang sah dan objektif,” tandasnya.

Aksi mahasiswa tersebut ditutup dengan doa bersama dan pernyataan sikap agar DPRD Ponorogo menjaga integritas serta marwahnya sebagai lembaga perwakilan rakyat yang bersih dari skandal pribadi.

Reporter: Wiwiet Eko Prasetyo|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.